Penjualan Bahan Pokok Jadi Andalan E-Commerce Bertahan di Masa Pandemi

Cindy Mutia Annur
25 Juli 2020, 07:47
Ilustrasi, belanja online. Fokus penjualan kategori bahan pokok menjadi strategi utama e-commerce bertahan di tengah pandemi corona.
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, belanja online. Fokus penjualan kategori bahan pokok menjadi strategi utama e-commerce bertahan di tengah pandemi corona.

"Meskipun orang masih sensitif dan peduli tentang cashback atau promo, tetapi makin lama terutama konsumen di wilayah urban bakal lebih mementingkan user experience daripada harga," ujar Eddi.

Senada dengan Jefri dan Eddi, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung mengatakan, selama lebih dari tiga bulan terakhir pasar telah mulai beradaptasi dengan transaksi secara online, termasuk dalam hal pembelian bahan pokok sehari-hari.

"Perluasan kategori produk yang disediakan e-commerce ini merupakan salah satu cara untuk bertahan, yakni menciptakan revenue stream baru, sekaligus memberi kenyamanan dan solusi kepada pelanggan yang lebih memilih di rumah saja," ujar Ignatius kepada Katadata.co.id, Jumat (24/7).

Menurutnya, hal ini bukan hal yang mengejutkan ketika transaksi online tercatat mengalami kenaikan, seperti kategoti kebutuhan sehari-hari yang tumbuh tiga digit.

Sebelumnya, External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengatakan, makanan siap masak merupakan produk yang paling banyak dicari di platform.

Makanan yang banyak diburu konsumen yakni olahan daging dan buah-buahan. Selain itu, permintaan produk kopi kemasan meningkat.

Shopee juga mencatatkan peningkatan penjualan produk makanan siap masak. Transaksi produk kebutuhan pokok dan makanan tercatat melonjak empat kali lipat.

Adapun, Bukalapak baru-baru ini menggaet HappyFresh untuk menyediakan bahan pokok di platformnya. Sedangkan, Lazada meluncurkan laman khusus sayuran, dengan menggandeng Rumah Sayur Group. Lalu, startup digitalisasi warung, Wahyoo juga meluncurkan Langganan.co.id untuk menjual bahan pokok.

Sebagai informasi, riset Facebook dan Bain & Company menunjukkan, 44% konsumen di Asia Tenggara, yang merupakan pengguna internet, berbelanja bahan pokok secara online selama pandemi corona. Kedua perusahaan memperkirakan, kebiasaan ini masih akan menjadi tren meski memasuki normal baru (new normal).

Berbelanja bahan pokok melalui e-commerce atau media sosial meningkat drastis sejak April 2020. Sekitar 80% dari konsumen pengguna internet itu berencana terus berbelanja bahan makanan secara online.

Hal itu terjadi karena sebagian besar masyarakat diminta mengurangi aktivitas di luar rumah guna menekan penyebaran virus corona. Selain itu, 77% konsumen tersebut lebih sering menyiapkan makanan di rumah, ketimbang membeli ataupun makan di restoran.

Riset tersebut berdasarkan data survei YouGov di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam pada April 2020. Penelitian tersebut mengamati para konsumen yang telah berbelanja secara online selama enam bulan terakhir, termasuk wawancara dengan para petinggi perusahaan dan modal ventura.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...