E-Commerce Berlomba Membangun Sendiri Jaringan Logistik

Fahmi Ahmad Burhan
7 Oktober 2021, 06:00
e-commerce, lazada, shopee, tokopedia, blibli, logistik
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

E-commerce seperti Blibli, Lazada, Shopee hingga Tokopedia gencar mengembangkan layanan logistik. Blibli, Lazada, dan Shopee membuat fasilitas logistik sendiri, sementara Tokopedia membangun gudang pintar.

Executive Vice President of Operations Blibli Lisa Widodo mengatakan, logistik terus menjadi tantangan tersendiri dalam industri e-commerce Indonesia. "Blibli berupaya untuk menciptakan ekosistem logistik, agar bisa bersaing," kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (6/10).

E-commerce yang didukung Grup Djarum itu membangun fasilitas logistik sendiri yakni Blibli Express Service (BES). Ini merupakan layanan logistik in-house berbasis teknologi yang berfokus pada seamless countrywide operations.

"Itu untuk memberikan solusi last-mile delivery yang cepat, transparan, dan efisien," kata Lisa.

Saat ini, BES memiliki 30 hub dan sembilan mobile hub untuk menjangkau berbagai kota di Indonesia. Blibli berencana menambah jumlah hub ke beberapa daerah.

Blibli juga mempunyai 15 pergudangan atau warehouse yang mencakup total area lebih dari 130 ribu meter persegi. "Ini untuk menghadirkan solusi fulfillment yang menyeluruh," katanya.

Selain mengandalkan fasilitas logistik sendiri, Blibli berkolaborasi dengan perusahaan pihak ketiga. Saat ini, e-commerce bernuansa biru muda itu bermitra dengan lebih dari 25 mitra perusahaan logistik. Tujuannya, memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen.

Shopee juga mempunyai layanan logistik sendiri yaitu Shopee Express. Proses pengiriman barang yang dipesan pembeli akan langsung ditangani oleh tim resmi perusahaan.

E-commerce asal Singapura itu membangun sistem logistik yang diklaim murah untuk mendorong ekspor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan, ini bertujuan mendorong UMKM lokal mengekspor produk.

Sedangkan Lazada baru-baru ini melakukan rebranding layanan logistik. E-commerce ini menyatukan dua merek layanan logistik, yakni Lazada eLogistics (LEL) dan Lazada Express (LEX). Kini namanya menjadi Lazada Logistics.

LEL sebelumnya mengelola pemenuhan dan logistik dengan penyedia pihak ketiga. Sedangkan LEX menangani pengiriman paket ke pelanggan. Kini, semuanya dilakukan oleh Lazada Logistics.

CEO Lazada Group Chun Li mengatakan, rebranding bertujuan meningkatkan efisiensi layanan logistik. Selain itu, layanan terpadu dinilai dapat menggaet lebih banyak pengguna.

Lazada juga gencar mengembangkan infrastruktur logistik guna menunjang perdagangan lintas-negara. Ini mencakup gudang free trade zone di Malaysia, fasilitas penyimpanan di Malaysia, Singapura, dan Thailand, serta gudang lokal.

Selain itu, Lazada membuat layanan multi-channel logistics (MCL). Ini menawarkan solusi pemenuhan stok tunggal untuk membantu enabler e-commerce dan brand di platform. Dengan MCL, perusahaan bisa mengonsolidasikan stok di bawah satu atap.

Chun Li mengatakan, Lazada gencar mengembangkan layanan logistik guna mengakomodasi kepentingan UMKM di tengah pandemi corona. Perusahaan mencatat, semakin banyak UMKM yang merambah layanan online selama pandemi Covid-19. 

"Sejak Maret 2020, ada pertumbuhan tiga kali lipat jumlah UMKM yang masuk ke Lazada," kata Chun Li dalam konferensi pers virtual, Rabu (6/10).

NILAI TRANSAKSI E-COMMERCE
 E-COMMERCE (ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A/foc.)

Perusahaan e-commerce lainnya, Tokopedia gencar berinvestasi di layanan logistik sejak 2019. Reuters sempat melaporkan bahwa e-commerce bernuansa hijau ini menyuntikan dana di dua perusahaan logistik.

Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan, perusahaan memang ingin berfokus meningkatkan layanan pengiriman barang, terutama bagi para mitra penjual. “Tetapi bukan menjadi penyedia logistik langsung, namun dengan bermitra,” katanya kepada Katadata.co.id, pada 2019 (29/7/2019).

Tokopedia mempunyai 13 mitra logistik yang memfasilitasi pengiriman barang dari penjual ke pembeli.

Tahun lalu, Tokopedia juga dikabarkan berinvestasi di perusahaan logistik SiCepat. Hanya, unicorn itu enggan berkomentar mengenai kabar tersebut.

Kabar investasi ke SiCepat itu pertama kali dilaporkan oleh DealStreetAsia. Sumber yang mengetahui pengembangan logistik di Tokopedia mengatakan, perusahaan melakukan investasi strategis di SiCepat untuk meningkatkan kapabilitas layanan pengiriman.

Selain itu, Tokopedia mengembangkan fitur TokoCabang. Lewat fasilitas ini, penjual bisa memanfaatkan jaringan gudang pintar untuk mengirim barang di hari yang sama ke kota lain.

Disebut gudang pintar, karena e-commerce yang terintegrasi dengan Gojek itu mengadopsi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

AVP of Product Tokopedia Puput Hidayat mengatakan, perusahaan mengandalkan layanan logistik untuk meningkatkan jumlah transaksi dan pertumbuhan UMKM di luar Pulau Jawa. "Ini agar UMKM bisa mengirimkan produknya ke pembeli dengan cepat," kata Puput dalam konferensi pers virtual, bulan lalu (16/9).

Sebelumnya, dalam studi Lazada bertajuk ‘Percepatan Ekonomi Digital Indonesia melalui e-commerce’ pada kuartal IV 2020, 65% responden menyatakan bahwa layanan logistik menjadi tantangan terbesar. Responden yang dimaksud yakni UMKM yang belum terdigitalisasi.

Sedangkan 92% responden yang telah terdigitalisasi setuju bahwa platform e-commerce membantu mereka mengatasi tantangan dalam operasional logistik.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...