Blibli Segera IPO, Ini Bedanya dengan Ekosistem Tokopedia dan Shopee

Desy Setyowati
17 Oktober 2022, 15:34
Shopee, Blibli, Tokopedia, Bukalapak, grup djarum
Katadata/Desy Setyowati
Shopee, Blibli, Tokopedia, Bukalapak
 BlibliTokopediaShopeeBukalapak
E-commerce B2C
E-commerce B2B
Pesan-antar makanan-
Logistik (B2B)-
Pengantaran barang (B2C)--
Grocery
Produk digital
Online Travel Agent--
Bank Digital*-
Paylater
Otomotif
Warung 
Konsultasi Hukum---
Properti---
Lakupandai---
Investasi

Layanan-layanan itu disediakan secara mandiri oleh startup maupun bekerja sama. Dari sisi logistik misalnya, keempat e-commerce rerata membangun gudang atau warehouse sendiri.

Blibli menjalankan layanan logistik, dengan mengoperasikan 14 warehouses . Total luas warehouses-nya lebih dari 130.000 m2.

Selain itu, mempunyai 33 hub dan armada pengiriman BES Paket dengan lebih dari 750 tenaga ahli.

Kelengkapan layanan itu memungkin Blibli menyediakan gratis ongkir atau ongkos kirim, solusi pengiriman dua jam sampai, trade-in dan scheduled delivery. ingga kebijakan retur dengan rentang waktu sampai 15 hari.

Blibli, Tokopedia, Shopee dan Bukalapak bekerja sama dengan mitra logistik untuk metode pengiriman. Namun Shopee juga menyediakan layanan yang dikembangkan sendiri bernama Shopee Express.

Kenapa Jadi SuperApp?

Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro sempat mengatakan kepada Katadata.co.id bahwa superapp adalah platform yang menyediakan layanan yang terdiversifikasi.

Ia menilai, langkah itu bertujuan cross-selling atau menjual produk baru pada pelanggan yang sudah ada. Selain itu, untuk menjaga pengguna setia dan meningkatkan transaksi, sehingga mempercepat upaya perusahaan meraup untung.

Associate Professor di Department of Strategy & Policy di National University of Singapore (NUS) Business School Nitin Pangarkar mengatakan, ada tiga faktor untuk mengukur prospek bisnis superapp.Pertama, kematangan pasar.

Jumlah pengguna ponsel pintar (smartphone) dan kecepatan internet menjadi pertimbangan. Di Indonesia, jumlahnya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Namun, Nitin menilai bahwa kematangan pasar juga bergantung pada tingkat persaingan dan pemain mapan di pasar.

“Semakin matang pasar, terutama terkait pemain mapan, maka semakin sulit bagi perusahaan yang belum menjadi superapp, untuk membuat aplikasi super yang kredibel seperti WeChat di Tiongkok,” ujar dia dikutip dari Business Times, pada September 2019.

Kedua, medan pertempuran yang dipilih oleh superapp. “Setiap negara memiliki konteks berbeda dan mungkin memerlukan pendekatan yang disesuaikan,” kata Nitin.

Ia menyampaikan, perusahaan harus menemukan ‘layanan jangkar’ yang dapat menghasilkan pendapatan dan keuntungan signifikan. “Jika calon tidak dapat menemukannya, mungkin sia-sia untuk mencoba menjadi superapp,” ujar dia.

Ketiga, cara membangun superapp yakni dengan membuat sendiri layanannya atau bermitra. Grab misalnya, mengadopsi model kemitraan, sehingga kebutuhan sumber dayanya lebih rendah.

“Namun model ini kurang menguntungkan, karena sebagian besar profit akan diberikan kepada penyedia layanan,” katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...