Diblokir di RI, Transaksi TikTok Shop Justru Diramal Naik Jadi Rp302 T
Persentase transaksi atau GMV TikTok Shop di Asia Tenggara tahun ini diramal naik dari perkiraan Juli 13,2% menjadi 13,9%, menurut riset Momentum Works. Padahal social commerce ini dihapus di Indonesia per 4 Oktober.
Momentum Works memprediksi pada Juli, bahwa porsi GMV TikTok Shop di Asia Tenggara 13,2%. Rinciannya sebagai berikut:
Momentum Works kemudian merilis laporan per Oktober. Dalam studi ini, porsi GMV TikTok Shop justru naik menjadi 13,9%. Rinciannya sebagai berikut:
Berdasarkan perbandingan laporan Momentum Works pada Juli dan Oktober, persentase GMV TikTok Shop dan Tokopedia naik. Sementara itu, Lazada dan Shopee turun.
Sementara itu, laporan Google, Temasek, dan Bain and Company bertajuk ‘e-Conomy SEA 2023’ memprediksi GMV e-commerce Asia Tenggara naik 6% secara tahunan atau year on year (yoy) dari US$ 130 miliar menjadi US$ 139 miliar tahun ini.
Jika merujuk pada data tersebut, maka nilai GMV masing-masing platform e-commerce di Asia Tenggara sebagai berikut:
- TikTok Shop 13,9% atau US$ 19,3 miliar (Rp 302 triliun)
- Shopee 45,9% atau US$ 63,8 miliar (Rp 999 triliun)
- Tokopedia 14,2% atau US$ 19,7 miliar (Rp 308 triliun)
- Lazada 17,5% atau US$ 24,3 miliar (Rp 380 triliun)
- Lainnya 8,6% atau US$ 20 miliar (Rp 313 triliun)
“Dengan diberlakukannya larangan media sosial dan e-commerce di satu aplikasi di Indonesia, kami merevisi proyeksi. Perkiraan terbaru, pangsa pasar TikTok Shop di Asia Tenggara tahun ini 13,9%,” kata Momentum Works dikutip dari laporannya, Rabu (8/11).
“Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, ‘bukankah seharusnya pangsa pasar TikTok Shop turun setelah pasar terbesarnya ditutup?’. Meskipun TikTok Shop kehilangan seluruh volume transaksi di Indonesia pada kuartal IV, ada faktor lain,” Momentum Works menambahkan.