BRI Manfaatkan Big Data untuk Cegah Fraud hingga Rilis Fintech
(Baca: OJK: Perusahaan Fintech Terfokus di Jawa, Belum ke Sulawesi)
Perbankan Bersaing dengan Fintech
Pemanfaatan big data merupakan hal yang tak terhindarkan di era disrupsi teknologi. Indra mengatakan, perusahaan fintech unggul dari sisi kecepatan pencairan kredit dibandingkan dengan perbankan berkat pemanfaatan big data.
Ia mencontohkan, perusahaan fintech peer to peer lending (P2P) Akulaku memiliki tim analis data sebanyak 240 orang sedangkan BRI tidak sebanyak itu. Padahal, BRI memiliki jumlah cabang dan karyawan yang sangat besar di seluruh Indonesia.
BRI juga memanfaatkan data untuk mendapatkan agen BRILINK. Analisis big data menghasilkan rekomendasi nasabah mana saja yang berpotensi menjadi agen BRILINK. Analisis dilakukan berdasarkan beberapa variabel, misalnya seberapa jauh lokasi agen dengan aktivitas masyarakat, jarak dengan kantor unit atau cabang BRI terdekat, aktivitas finansial, dan densitas agen di wilayah tersebut. Hal ini mempercepat BRI menjangkau daerah-daerah yang belum tersentuh agen perbankan.
Indra menyatakan, penggunaan big data ke depan akan lebih masif lagi di berbagai sektor. Di bidang pemerintahan, big data dapat digunakan untuk menghasilkan kebijakan yang lebih efektif dan efisien. "Dengan mengombinasikan data arus modal dan telekomunikasi, pemerintah bisa mendeteksi daerah mana saja yang paling tepat untuk dibangun infrastruktur," katanya.
(Baca: Telisik Kuasa Alibaba di Lazada: Teknologi, Logistik hingga Pembayaran)