Riset Morgan Stanley Ungkap Ketatnya Persaingan OVO dan Go-Pay
Go-Pay sudah merangkul 300 ribu mitra yang 40% di antaranya merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Lalu, setengah dari transaksi di platform PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) menggunakan Go-Pay. Gojek merupakan induk usaha Go-Pay.
(Baca: Persaingan Go-Pay dan OVO Meluas ke Sekolah hingga Kepolisian)
Setelah OVO dan Go-Pay, sebanyak 33% responden menggunakan e-Cash dari PT Bank Mandiri Tbk dan aplikasi pembayaran besutan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), TCash. Lalu, 31% menggunakan ShopeePay dan 23% memakai BRI Mobile dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
Sekadar informasi, TCash, TBank dan MyQR milik BRI, e-Cash dari Bank Mandiri Tbk, serta yap! dan UnikQu dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) bergabung menjadi LinkAja. Layanan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan dirilis secara resmi pada 1 Maret 2019.
(Baca: Dirilis Bulan Depan, LinkAja Belum Kantongi Izin BI)
Adapun Riset Morgan Stanley menyebutkan, transaksi Go-Pay mencapai Rp 89 triliun pada 2018. Nilai tersebut melebihi transaksi atas layanan pembayaran Bank Mandiri senilai Rp 13,35 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Rp 4,04 triliun, dan BNI Rp 880 miliar.
Sejalan dengan hal itu, Morgan Stanley memperkirakan transaksi melalui pembayaran digital di Indonesia mencapai US$ 50 miliar pada 2027. Sementara data Bank Indonesia (BI), nilai transaksi pembayaran digital menyentuh Rp 47,2 triliun pada 2018.