Merger Gojek – Tokopedia Dinilai Bisa Jadi Berkah Tersembunyi Bagi OVO
Merger Gojek dan Tokopedia menjadi GoTo dinilai menjadi berkah tersembunyi bagi OVO, menurut perusahaan venture building asal Singapura Momentum Works. Sebab, startup teknologi finansial (fintech) bernuansa ungu ini bisa berfokus mengembangkan ekosistem sendiri.
“Secara strategis, GoTo seharusnya diuntungkan jika mempertahankan saham di GoPay dan OVO,” kata tim Momentum Works dikutip dari situs web, Selasa (29/6). DealStreetAsia sebelumnya melaporkan bahwa Tokopedia mempunyai 36,1% saham di induk OVO, Bumi Cakrawala Perkasa.
Lalu, co-founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison dan William Tanuwijaya memiliki 5% melalui PT Wahana Innovasi Lestari yang diakuisisi dari Grab pada Februari 2020. Sedangkan Grab Inc menguasai 39,2% saham di induk OVO.
Namun Bank Indonesia (BI) tidak mengizinkan perusahaan menjadi pemegang saham pengendali di lebih dari satu fintech pembayaran. Sedangkan Gojek mempunyai GoPay.
Hal itu juga tidak diperbolehkan jika GoTo ingin mencatatkan saham perdana alias IPO di bursa saham Amerika Serikat (AS).
Tokopedia dan GoTo belum memberikan pernyataan terkait kepemilikan saham di OVO. Namun Momentum Works mencatat, e-commerce itu mulai mengambil tindakan untuk tidak memprioritaskan OVO. Salah satunya, mengganti poin loyalitas OVO dengan milik sendiri yakni Tokocash.
Meski begitu, Momentum Works menilai bahwa merger Gojek dan Tokopedia menjadi berkah tersembunyi bagi OVO. Fintech ini dinilai akan mengubah langkah prioritas yang dianggap kurang bersaing, lalu mengonsolidasikan promosi.
“Itu akan membantu OVO, dengan catatan. Tapi ini bukan poin utama,” kata tim Momentum Works. Kuncinya yakni OVO secara strategis akan bisa lebih fokus dalam mengembangkan ekosistem sendiri, terlepas dari apakah Grab mengambil alih saham di GoTo atau tidak.
Momentum Works menilai, ekosistem OVO relatif komprehensif. “Dibandingkan dengan dompet yang disematkan, OVO sebagai aplikasi independen, memiliki lebih banyak kemiripan dengan Alipay,” kata tim.
Hal itu memberi OVO kapasitas untuk menjadi aplikasi super (superapp) di sektor keuangan dengan sendirinya.
Sebelumnya, Head of Corporate Communication OVO Harumi Supit menyampaikan bahwa tidak ada perubahan layanan di platform Tokopedia dan mitra lainnya. "Kami tetap akan mengedepankan kolaborasi untuk mendorong inklusi keuangan," ujar dia kepada Katadata.co.id, pada Mei (18/5).
Harumi mengatakan, selain dengan Tokopedia, OVO berkolaborasi dengan platform e-commerce lain seperti Blibli, Bhinneka.com, Zalora hingga Lazada. Selain itu, bekerja sama dengan Grab, OYO, Sayurbox, HappyFresh, dan lainnya.
OVO tidak khawatir pangsa pasar dari pengguna Tokopedia berkurang setelah merger dengan Gojek. "Masyarakat Indonesia kini semakin nyaman dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi, sehingga hal ini (merger) merupakan potensi yang luar biasa bagi OVO," ujarnya.