The Fed Antisipasi Potensi Fintech sebagai Sumber Krisis

Desy Setyowati
15 Januari 2019, 13:25
Bali Fintech Agenda
Katadata/Arief Kamaludin
Suasana seminar “The Bali Fintech Agenda” dirangkaian Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018, di Nusa Dua,Bali, Kamis, (11/10).

Sementara, perusahaan seperti PayPal dan LendingClub Corp telah memiliki jutaan pelanggan dengan menawarkan kenyamanan atau bunga yang lebih kompetitif ketimbang bank tradisional. Menurut OCC dan FDIC, perusahaan semacam ini memiliki model bisnis berbiaya rendah yang memungkinkan mereka menjangkau daerah yang sulit dijangkau perbankan konvensional.

Akses langsung inilah yang akan menghilangkan sejumlah komponen biaya dan memungkinkan mereka untuk bersaing lebih efektif dengan bank. "Sulit untuk mengetahui apakah itu layak diterapkan jika Anda tidak tahu akses apa yang Anda miliki ke layanan Fed," kata Ketua Asosiasi Transaksi Elektronik Jason Oxman. Asosiasi ini mewakili fintech dan bank.

(Baca: Tahun Politik, Investor Digital Asing Diprediksi Bakal Wait and See)

Oleh sebab itu, regulator yang mengawasi fintech masih fokus pada perlindungan konsumen seperti membatasi suku bunga, privasi, dan mencegah praktik yang tidak adil atau menipu. Beberapa negara bagian juga mengharuskan fintech untuk mematuhi aturan anti pencucian uang dan menyerahkan rencana bisnis.

Sebagai perbandingan, hampir setiap aspek operasional perbankan tunduk pada pengawasan ketat dan berbagai Undang-Undang (UU) federal dan negara bagian. Hal ini termasuk sejumlah persyaratan modal dan likuiditas; risiko operasional;  risiko cyber; risiko vendor; anti pencucian uang; aturan kerahasiaan bank; pinjaman yang adil; dan, pinjaman anti-diskriminasi.

Di satu sisi, beberapa pejabat the Fed gelisah oleh pertumbuhan yang sangat cepat dari fintech. Apalagi, data konsultan EY menunjukkan setengah dari konsumen di AS menggunakan jasa fintech untuk mengirim uang. Sejak 2010 hingga 2017, lebih dari 3.330 fintech baru muncul. Pinjaman yang diberikan pun naik 13 kali lipat selama periode  tersebut, menjadi US$ 22 miliar.

Presiden Fed bagian Atlanta Raphael Bostic menyampaikan, instansinya mencoba untuk menjadi fintech hub. Dengan begitu, ia bisa berdiskusi dengan beberapa pelaku fintech. "Hampir tak satu pun dari mereka memiliki (penanggulangan) risiko atas apa yang mereka pikirkan, dan yang membuat saya gugup," ujarnya.

(Baca: Bisnis Ilegal yang Mengusik Kilau Fintech Pembiayaan di Mata Investor)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...