OJK Soroti Sisi Keamanan dari Lonjakan Transaksi Digital saat Pandemi

Fahmi Ahmad Burhan
9 Oktober 2020, 10:00
OJK Soroti Sisi Keamanan dari Lonjakan Transaksi Digital saat Pandemi
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/aww.
Ilustrasi, penjaga loket menunjukan kode pembayaran digital di pintu masuk objek wisata alam Lombongo, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (12/7/2020).

Untuk itu, OJK memusatkan perhatian pada risiko keamanan siber, salah satunya malware. Ini merupakan perangkat lunak (software) jahat yang mampu menyusup dan mengambil alih perangkat.

Berdasarkan data Toronto Centre 2019, ada 350 ribu malware yang disebar oleh pelaku kejahatan siber setiap harinya. Mayoritas dikirimkan melalui email.

Kemudian phising menjadi modus yang paling banyak digunakan oleh pelaku. Lalu serangan memakai software Distributed Denial of Service (DDoS) yang bertujuan melumpuhkan server korban. DDoS membanjiri jaringan korban dengan volume lalu lintas data palsu yang sangat tinggi.

Dari beragam modus tersebut, pelaku mengincar data pribadi korban agar dapat masuk ke akun keuangan. “Oleh karena itu, OJK berinisiatif meningkatkan literasi konsumen awareness," kata Direktur Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Dino Milano Siregar.

Regulator rutin menggelar edukasi, termasuk terkait transaksi digital. "Persenjatai diri agar tidak diserang secara siber,” ujar dia.

Selain dari sisi konsumen, OJK mendorong perusahaan untuk meningkatkan keamanan sistem. Ini tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 13 Tahun 2018 tentang inovasi keuangan digital dan POJK Nomor 38 Tahun 2016 mengenai manajemen risiko teknologi informasi (MRTI).

"Kami juga sedang dalam pendalaman aturan terkait teknologi dan supervisor. Selain itu, ada pendekatan yang kami kembangkan lebih lanjut," ujarnya. Namun, ia tidak memerinci kebijakan yang dimaksud.

Salah satu perusahaan yang menyoroti keamanan siber pada sistem yakni Gojek. Head of Corporate Affairs GoPay Winny Triswandhani mengaku terus memitigasi risiko serangan melalui berbagai program.

Salah satunya, JAGA yakni program edukasi kepada pengguna melalui kanal media sosial dan aplikasi. Perusahaan juga mengedukasi mitra pengemudi dan penjual melalui aplikasi dan menggandeng komunitas.

Perusahaan menekankan agar konsumen tidak bertransaksi di luar aplikasi. Selain itu, mengamankan data penting seperti kode verifikasi atau One-Time Password (OTP), nomor identifikasi pribadi (PIN), dan lainnya.

Gojek juga mengembangkan keamanan sistem dari sisi teknologi. “Kini pelanggan dapat memilih opsi keamanan biometrik dan verifikasi wajah sebelum bertransaksi menggunakan GoPay," ujar Winny.

Layanan keuangan Gojek, GoPay juga memberikan jaminan uang kembali jika saldo hilang di luar kendali pengguna.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...