Empat Tantangan Perdagangan Bitcoin di Indonesia

Fahmi Ahmad Burhan
23 Februari 2021, 14:51
Empat Tantangan Perdagangan Bitcoin di Indonesia
wikimedia.org
Ilustrasi bitcoin

Tantangan terakhir yaitu kerentanan keamanan, seperti penipuan, pencucian uang hingga pendanaan terorisme.

Di satu sisi, Teguh menilai bahwa potensi transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia besar. Faktor pendorongnya yakni jumlah pengguna ponsel pintar (smartphone) yang banyak.

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) juga menunjukkan, jumlah pengguna internet Indonesia naik 8,9% dari 171,2 juta pada 2018 menjadi 196,7 juta per kuartal II 2020. Porsinya naik dari 64,8% menjadi 73,7% terhadap total populasi 266,9 juta.

Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan akses perbankan (unbanked). Angkanya pada 2019 dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Selain itu, harga bitcoin terdongkrak pandemi corona. "Angka pertumbuhan perdagangan selama pandemi eksponensial," kata Teguh. Berdasarkan data dari Coindesk, harganya melonjak 500% dalam setahun terakhir.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, permintaan bitcoin dari korporasi atau konglomerat cukup tinggi selama 2020. Kemungkinan, tingginya permintaan juga terus berlanjut pada 2021.

Ia memperkirakan, harganya bisa mencapai lebih dari Rp 1 miliar per koin. "Korporasi, konglomerat, dan orang-orang masih akan terus membeli bitcoin, ini yang membuat harga terus melonjak," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (22/2).

Namun, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) juga menyadari empat tantangan perdagangan aset krito tersebut. Bappebti pun memperketat pengawasan lewat dua tahapan, yakni dari sisi pemasukan dan pengeluaran dana.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...