Cina Waspadai Bahaya NFT, dari Spekulasi hingga Pencucian Uang

Fahmi Ahmad Burhan
14 April 2022, 16:53
Ilustrasi NFT
Tumisu/Pixabay
Ilustrasi NFT

Secara global, Nonfungible.com mencatat jumlah transaksi NFT mencapai US$ 17,6 miliar atau sekitar Rp 251,6 triliun tahun lalu. Nilainya melonjak 21.000% dibandingkan 2020 US$ 82 juta atau Rp 1,2 triliun.

Kemudian, ada lebih dari 2,5 juta pemilik dompet kripto untuk memperdagangkan NFT tahun lalu. Jumlahnya naik dari hanya 89 ribu pada 2020.

Sedangkan jumlah pembeli NFT melonjak dari 75 ribu menjadi 2,3 juta. Investor menghasilkan total keuntungan US$ 5,4 miliar dari penjualan NFT tahun lalu. Lebih dari 470 dompet menghasilkan keuntungan lebih dari US$ 1 juta.

Selain Cina, pejabat di Singapura memberi peringatan kepada investor NFT agar membuat keputusan yang bertanggung jawab atas investasi mereka. "Sebab, negara ini ingin merangkul cryptocurrency dengan cara yang terukur,” demikian laporan Bloomberg dikutip dari Tech In Asia, pada Januari (12/1).

Menteri komunikasi dan informasi Singapura Josephine Teo mengatakan, pemerintah juga tengah mempelajari dengan cermat karakteristik dan risiko teknologi seperti blockchain, keuangan terdesentralisasi, NFT, dan metaverse.

 Popularitas dari Non-Fungible Token (NFT) semakin meningkat akhir-akhir ini di seluruh dunia. Dilansir dari Business Insider, NFT termahal di dunia hingga akhir 2021 adalah The Merge yang harganya mencapai US$ 91,8 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun (kurs Rp 14.280/US$). The Merge yang dibuat oleh seniman anonim bernama Pak ini bisa terjual dalam waktu yang cepat. Berikut grafik Databoks: 

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...