Kripto Sepekan Masih Merana, Bull Run Tak Kunjung Muncul
Di sisi lain, kabar mengenai tingkat inflasi Inggris yang mencapai 10,1% pada Juli 2022 juga sedikit banyak menekan laju market kripto. Perlu diketahui angka inflasi di Inggris itu, merupakan Tertinggi dalam 40 Tahun terakhir.
Kemudian, adanya penguatan nilai indeks dolar AS juga menekan performa aset kripto. Nilai indeks Dolar AS pada Jumat (19/8) pagi, sempat menyentuh level 107,6 alias meningkat dari periode sama sehari sebelumnya 106,5.
Afid menjelaskan, karena berbagai faktor ini, investor yang memegang kripto sebagian besar menjualnya asetnya karena berisiko, seperti saham. Investor lebih memilih memegang dolar AS, karena nilainya sedang menguat.
Secara teknikal, pergerakan kembali berada di bawah day-20 exponential moving average (EMA), dan ada kemungkinan meneruskan laju penurunannya. Level support Bitcoin terdekat kini berada pada harga US$ 22.370, jika titik tersebut tertembus bisa menarik harga ke level US$ 20.701. Sementara, target rebound Bitcoin berada di level resistance, yakni di level US$ 23.362.
Sementara, Ethereum juga menunjukkan tren penurunan dalam lima hari terakhir. Meski demikian, sejak 19 Juni lalu, nilainya sudah naik 109% dari US$ 880,93 ke US$ 1.818. Kenaikan ini diduga merupakan respons dari antisipasi pasar terhadap The Merge, yaitu transisi jaringan Ethereum ke proof-of-stake dari proof-of-work.
"Tapi, saat ini Etherum sedang menguji pertahanan harganya di level support US$ 1.783. Apabila terjadi breakdown, kemungkinan akan turun lebih dalam mencapai level US$ 1.663. Sementara, resistance Etherum ada di level US$ 1.915," ujar Afid.