Menkop UKM Minta Startup Pinjol Turunkan Bunga Utang untuk UMKM
Terlebih lagi, Badan Pusat Statistik alias BPS pada 2020 mencatat sekitar 69,02% UMKM mengalami kesulitan permodalan saat pandemi Covid-19. "Data ini menunjukkan bantuan permodalan bagi UMKM menjadi hal penting dan dibutuhkan," katanya.
Sekretaris Jenderal AFPI Sunu Widyatmoko mengatakan, 40% pembiayaan masuk dalam sektor produktif. Besarannya yakni Rp 22 triliun dari total Rp 58 triliun selama Januari – Juli.
Menurutnya, porsi tersebut lebih besar dibandingkan Cina. "Kami ingin fintech di Indonesia menjadi contoh bagi ASEAN,” kata dia.
Namun membutuhkan dua hal untuk mengoptimalkan pembiayaan kepada UMKM, yakni:
- Literasi digital
- Literasi keuangan
“Karena digital akan menjadi track record dari cashflow misalnya, UMKM di daerah remote, selama terhubung dengan digital, fintech lending pasti akan berani memberikan pinjaman," kata Sunu. Sebab, digitalisasi mengonfirmasi kegiatan usaha secara digital.
Ketua Bidang Humas AFPI sekaligus CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menambahkan, AFPI bersama EY Parthenon mengklasifikasikan UMKM di Indonesia menjadi empat segmentasi, di antaranya:
- Bisnis Prospektif : bisnis skala ultra mikro dan mikro dengan literasi digital dan keuangan tinggi, memiliki potensi kemampuan perencanaan bisnis
- Kebutuhan Dasar : bisnis skala ultra mikro dan mikro dengan literasi digital dan keuangan rendah, menghasilkan potensi risiko pembiayaan yang lebih tinggi
- Bisnis Konvensional Bertahan : bisnis skala kecil hingga menengah dengan literasi digital dan keuangan rendah, hanya berfokus pada upaya mempertahankan kondisi status-quo mereka
- Bisnis Unggul : bisnis skala kecil hingga menengah dengan literasi digital dan keuangan tinggi, memiliki daya tarik tertinggi dalam hal pendanaan