Utang Paylater Masyarakat Indonesia Hampir Rp 26 Triliun
Utang paylater masyarakat Indonesia dari perusahaan pembiayaan dan perbankan hampir Rp 26 triliun per Juli.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan alias OJK Agusman menyampaikan, paylater lewat perusahaan pembiayaan Rp 7,81 triliun atau naik 73,55% secara tahunan alias year on year (yoy).
“Angka ini lebih rendah dari paylater pada perbankan,” kata Agusman saat konferensi pers, Jumat (6/9).
Paylater yang disalurkan oleh perbankan atau baki debet kredit tumbuh 36,66% menjadi Rp 18,01 triliun. Akan tetapi, porsi paylater di perbankan hanya 0,24% dari total pinjaman.
Kredit macet paylater di perbankan turun menjadi 2,24%. Non performing financing (NPF) gross paylater perusahaan pembiayaan juga turun dari 3,07% menjadi 2,82% per Juli.
Jumlah rekening yang menggunakan paylater di perbankan 17,9 juta atau 0,24% dari total.
Mayoritas atau sekitar 70,4% pengguna paylater merupakan generasi milenial dan Gen Z atau di atas 18 tahun, menurut survei Katadata Insight Center dan Kredivo
“Proporsi pengguna umur 36 tahun ke atas mengalami peningkatan dari 27,8% pada 2022 menjadi 29,6% pada 2023,” kata Executive Director Katadata Insight Center Adek Media Roza di Artotel Gelora Senayan, Jakarta, pada Juni (25/6).
Survei tersebut dilakukan secara online pada 10 Maret - 7 April terhadap lebih dari dua juta sampel pengguna Kredivo di 34 provinsi. Total responden mencapai hampir 7.000. Ada lebih dari 20 juta sampel transaksi yang turut ditelisik dari lima marketplace terbesar dan tujuh merchant ritel terbesar.
Tercatat 68% responden yang menggunakan paylater menyebut metode ini merupakan bentuk kredit pertama yang mereka peroleh. Angka ini meningkat dari 60,9% pada tahun sebelumnya.
Alasan utama memilih platform paylater adalah mereka tidak punya dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, lalu menjadi alternatif pembayaran cicilan selain kartu kredit. Tingkat kepuasan terhadap paylater tahun ini juga meningkat dengan aspek pengalaman transaksi jadi skor tertinggi.
Paylater paling banyak digunakan bukan untuk membayar benda mahal, melainkan pulsa dan voucher (21,2%), lalu makanan (17.6%), serta kesehatan dan kecantikan (15,8%)