Tak Didukung Google, Penjualan Ponsel Huawei Diprediksi Anjlok 20%
Padahal, Huawei mendapat sanksi dari AS sejak 2019. Penjualan ponsel Apple justru menurun dari 206,5 juta di 2018 menjadi 196,2 juta di 2019, berdasarkan data Counterpoint Research. Hal itu bisa dilihat dari tabel berikut:
Penjualan ponsel | Pangsa Pasar | |||||
2017 | 2018 | 2019 | 2017 | 2018 | 2019 | |
Samsung | 318,1 juta | 291,8 juta | 296,5 juta | 20% | 19% | 20% |
Huawei | 153,1 juta | 205,3 juta | 238,5 juta | 10% | 14% | 16% |
Apple | 215,8 juta | 206,3 juta | 196,2 juta | 14% | 14% | 13% |
Xiaomi | 96 juta | 119 juta | 124,5 juta | 6% | 8% | 8% |
Oppo | 119,8 juta | 119 juta | 119,8 juta | 8% | 8% | 8% |
Vivo | 100,2 juta | 102 juta | 113,7 juta | 6% | 7% | 8% |
Sumber Counterpoint diolah
Di Eropa, penjualan ponsel Huawei tumbuh kuat beberapa tahun belakangan. Namun, setelah tidak lagi didukung Google, konsumen di Eropa diprediksi tak lagi berminat pada perangkat Huawei.
(Baca: Tak Didukung Google, Huawei Klaim Toko Aplikasinya Peringkat 3 Dunia)
Sedangkan Huawei bakal meluncurkan ponsel barunya P40 akhir Maret ini. Ponsel pertama Huawei yang tidak didukung Google yaitu Mate 30 Pro, harganya sekitar US$ 1.200. "Dengan harga seperti itu, konsumen akan jauh lebih banyak menuntut," dikutip dari Arstechnica, Selasa (10/3).
Karena itu, Huawei kabarnya berfokus pada pasar lain seperti Rusia dan Turki. Sebab, di negara itu layanan Google tidak dominan.
Selain itu, Huawei mengembangkan berbagai perangkat pengganti layanan Google. Yang terbaru, perusahaan teknologi ini membuat mesin pencari, Huawei Search App yang siap menyaingi Google Search.
Sebelumnya, Huawei juga mengembangkan AppGallery dan sistem operasi (Operating System/OS) sendiri. (Baca: Huawei Rilis Ponsel Lipat Hari Ini, Google Beri Peringatan Konsumen)