Startupnya Bangkrut Imbas Corona, SoftBank Diprediksi Rugi Rp 197 T

Desy Setyowati
14 April 2020, 09:44
Startupnya Bangkrut Imbas Corona, SoftBank Diprediksi Rugi Rp 197 Triliun
123RF.com/Tupungato
Ilustrasi, pejalan kaki melintas di salah satu gedung Softbank di Jepang.

Investor Grab, SoftBank memperkirakan bakal merugi US$ 12,5 miliar atau sekitar Rp 197 triliun untuk tahun fiscal yang berakhir 31 Maret. Salah satu penyebabnya, valuasi beberapa startup yang didanai menurun. Bahkan, ada yang bangkrut karena terdampak pandemi corona.

Perusahaan rintisan yang bangkrut yakni OneWeb. Pendiri sekaligus CEO SoftBank Masayoshi Son sempat mengatakan bahwa OneWeb merupakan salah satu startup portofolio andalannya.

Selain itu, startup berbagi ruang kerja (coworking space) WeWork mengalami kesulitan keuangan setelah batal melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) tahun lalu.

(Baca: Startupnya Bangkrut karena Corona, Harga Saham SoftBank Anjlok 10%)

Kondisi tersebut membuat keuangan SoftBank anjlok, setelah meraih laba 2 triliun yen atau US$ 18,6 miliar pada tahun sebelumnya. “Perbedaan pendapatan operasional terutama disebabkan oleh pencatatan yang ditargetkan dari kerugian investasi (sekitar) 1,8 triliun yen atau US$ 16,7 miliar di SoftBank Vision Fund,” kata perusahaan dalam pernyataan resminya dikutip dari CNN Internasional, Selasa (14/4).

SoftBank Vision Fund merupakan unit bisnis di bidang investasi. “Kerugian ini dihasilkan dari penurunan nilai wajar investasi karena pasar yang memburuk,” kata perusahaan asal Jepang tersebut.

(Baca: Berencana Jual Aset Rp 665 T, Peringkat Utang SoftBank Justru Turun)

Kerugian SoftBank Vision Fund mencapai US$ 100 miliar, karena investasinya ke OneWeb dan WeWork. Belum lagi, pembatasan kerja, perjalanan, dan jaga jarak sosial guna menekan pandemi corona menekan portofolio SoftBank, termasuk Uber, Didi, OYO dan Grab.

Masayoshi Son mengumumkan bahwa perusahaan akan menjual aset US$ 41 miliar atau sekitar Rp 665 triliun untuk melakukan pembelian saham kembali (buyback) dan membayar utang. Di tengah upaya tersebut, lembaga pemeringkat internasional Moody’s justru menurunkan peringkat utang SoftBank.

(Baca: Kasus WeWork, Sinyal Berakhirnya Startup Rugi yang Gencar "Bakar Uang")

Sebelum virus corona mewabah, keuangan SoftBank memang tertekan. Penyebabnya, dua portofolio terbesarnya yakni Uber dan WeWork merugi.

Setelah melantai di bursa efek, saham Uber terus diperdagangkan jauh di bawah harga IPO-nya. WeWork juga gagal IPO dan meminta dana talangan dari SoftBank.

Kendati demikian, Son bergerak maju dengan rencana untuk Vision Fund kedua. "Saya pikir bahwa ukuran dana kami berikutnya harus sedikit lebih kecil, karena ada kekhawatiran dan kecemasan (akibat pandemi),” kata dia.

(Baca: Pemegang Saham Dikabarkan Desak Softbank Merger Gojek dan Grab)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...