Sambut Pemilu AS 2020, Facebook Siapkan Fitur Keamanan Khusus
Perusahaan teknologi, Facebook meluncurkan program keamanan untuk menyambut pemilihan umum (pemilu) Amerika Serikat (AS) pada 2020. CEO Facebook Mark Zuckerberg mengaku sudah bertemu dengan Senator Elizabeth Warren, yang menjadi penantang Donald Trump dalam pesta demokrasi tahun depan.
Mark dan pimpinan Facebook lainnya menyatakan, perusahaan bakal memperbarui kebijakan terkait pengawasan terhadap pola perilaku pengguna tidak otentik (inauthentic behavior). Selain itu, mereka akan memperkuat perlindungan akun milik pejabat terpilih, kandidat dan anggota stafnya.
Komitmen tersebut bakal tertuang dalam program bertajuk Facebook Protect. Perusahaan teknologi asal AS itu juga akan memberi label pada halaman akun media yang dikelola pemerintah dan meluncurkan pelacak pengeluaran baru para kandidat presiden.
"Jadi intinya di sini adalah bahwa pemilu telah berubah secara signifikan sejak 2016, dan Facebook juga berubah," kata Zuckerberg dikutip dari CNET, Selasa (22/10).
(Baca: Dukungan Pemakzulan Trump Menguat di Kalangan Pemilih Demokrat)
Pengumuman terkait program tersebut turut dihadiri oleh Wakil Presiden Integritas Facebook Guy Rosen, Direktur Kebijakan Keamanan Siber Nathaniel Gleicher, Direktur Manajemen Produk Rob Leathern, dan Direktur Kebijakan Publik untuk Pemilihan Global Katie Harbath.
Facebook mengatakan, perusahaan secara teratur bertemu dengan pemerintah AS untuk mendeteksi ancaman terhadap demokrasi. Perusahaan juga platform khusus di Facebook yang disebut "ruang perang", sebuah unit yang didedikasikan untuk menemukan informasi palsu terkait pemilu.
Zuckerberg juga menyampaikan bahwa perusahaanya memiliki lebih dari 35 ribu orang di bidang keamanan dan keselamatan. Facebook tidak ingin hoaks ataupun disinformasi terkait pemilu beredar di platform-nya, seperti yang terjadi pada 2016.
(Baca: Facebook Tutup 878 Akun Sejak Februari 2019)
Bahkan, saat itu Zuckerberg menolak kritik terkait penyebaran hoaks di Facebook. Ia pun mengatakan, kabar bahwa disinformasi di Facebook memengaruhi pemilu adalah hal yang gila.
Dalam sebuah wawancara dengan NBC Nightly News, Senin (21/10) malam, Zuckerberg mengakui bahwa Facebook belum mampu secara signifikan mengatasi disinformasi dan hoaks. "Anda tahu, kami mengantisipasi ancaman yang bersifat tradisional seperti peretasan. Tetapi, kami tidak mengantisipasi kampanye berupa informasi terkoordinasi, yang sekarang kami sadari,” kata dia.
(Baca: Facebook Pantau Linimasa Sebelum Hingga Setelah Pemilu)