Penyebab Sinyal Buruk Saat Berada di MRT Jakarta
Hanya saja, hingga saat ini perusahaan belum menemukan titik kesepakatan tarif sewa yang ditawarkan perusahaan infrastruktur jaringan, karena harganya yang dinilai masih terlalu tinggi. “Kami terus melakukan negoisasi (tarif sewa) dengan pengelola (infrastruktur jaringan) MRT,” ujar Ayu kepada Katadata.co.id.
TBIG sebelumnya diketahui telah menetapkan tarif sewa sebesar Rp 600 juta per bulan bagi operator yang akan menggunakan infrastruktur jaringannya.
Sama halnya dengan XL, Group Head Corporate Communication Indosat Turina Farouk mengatakan bahwa saat ini perusahaannya masih dalam tahap negosiasi komersil dan berkoordinasi secara intensif dengan pihak TBIG, termasuk pemerintah dan asosiasi.
“Terkait harga yang ditawarkan, kami berharap ada dukungan peraturan yang memudahkan operator untuk hadir melayani masyarakat di wilayah ruang publik, karena telekomunikasi menjadi kebutuhan vital masyarakat di ruang publik tersebut,” ujar Turina kepada Katadata.co.id.
(Baca: MRT Jakarta Akan Capai Break Even Point dalam 5 Tahun)
Sementara, GM External Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin mengatakan bahwa pelanggannya sudah dapat menikmati sinyal perusahaanya, baik di stasiun maupun sepanjang jalur MRT Jakarta. Telkomsel telah menyiapkan infrastruktur jaringan di 13 stasiun (6 underground dan 7 elevated section) dan sepanjang jalur MRT Jakarta.
“Jaringan Telkomsel telah hadir di semua stasiun tersebut dengan teknologi paling lengkap seperti 2G, 3G, 4G serta teknologi 4.5G (Carrier Aggregation),” ujar Denny kepada Katadata.co.id.
Untuk meningkatkan performa jaringan telekomunikasi, menurut dia Telkomsel telah menambah sebanyak 48 BTS di sepanjang jalur MRT Jakarta . Ia berharap, hadirnya jaringan Telkomsel di sepanjang jalur MRT Jakarta dapat menjadikan penggunanya tetap produktif selama melakukan mobilitas maupun berbagai aktivitas di manapun dan kapanpun.
(Baca: Rudiantara Minta Jaringan Komunikasi MRT Jakarta Tak Dikomersialkan)