Kemenhub: Tidak Semua Pengemudi Ojek Online Ingin Tarif Naik

Desy Setyowati
12 Februari 2019, 06:00
Grab
KATADATA | Ajeng Dinar Ulfiana
Driver Grab memarkirkan motornya di parkiran khusus Grab , Mall FX, Jakarta Selatan (22/11).

Supaya penumpang tidak beralih ke transportasi lain, ia berharap aplikator memberikan subsidi. "Jika ada metode subsidi dari aplikator untuk penumpang, akan lebih baik," kata Igun.

Ia juga optimistis, penumpang akan tetap menggunakan layanan ojek online. "Karena ojek online sudah menjadi alat transportasi ya g dibutuhkan masyarakat karena efisiensi dan kepraktisannya, point to point transportation," kata dia.

(Baca: Kenaikan Tarif Ojek Online Berpotensi Memangkas Pertumbuhan Ekonomi)

Hal senada disampaikan juga oleh Mantan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Zumrotin K Susilo. "Menurut saya kenaikkan yang ideal adalah 20%, win-win solution untuk pengemudi dan konsumen," kata dia.

Sebab, harga merupakan pertimbangan konsumen setelah keamanan, keselamatan, dan kenyamanan. Maka, jika tarif ojek online naik terlalu tinggi, ia khawatir masyarakat akan beralih ke kendaraan pribadi.

Akan tetapi, Kementerian Ketenagakerjaan harus memastikan bahwa aplikator seperti Gojek dan Grab memberikan kesejahteraan bagi mitra pengemudinya. Misalnya, dengan menyediakan subsidi tarif, asuransi terkait keselamatan kerja hingga asuransi untuk hari tua.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...