Aplikasi Gojek Disebut Lebih Banyak Dicurangi Ketimbang Grab

Desy Setyowati
30 Januari 2019, 16:00
Gojek
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Pengemudi ojek Go-Jek mengantarkan paket ke salah satu kawasan perkantoran di Jakarta, Jumat (26/06/2015). Jasa layanan antar Go-Jek tengah digandrungi warga Jakarta. Warga Ibu Kota memilih menggunakan kendaraan ini untuk membantu aktivitas sehari-hari.

Mitra prioritas yang dimaksud, mitra pengemudi bekerja sama dengan pihak ketiga yang bisa mengatur agar akunnya bisa menjadi prioritas. Dengan begitu, mereka bisa mendapat pesanan lebih banyak.

Group Deputy CEO Spire Research and Consulting Jeffrey Bahar menambahkan, 60% mitra Gojek mengaku pernah melakukan kecurangan. Sementara itu, kurang dari 10% mitra Grab yang mengakui pernah melakukan kecurangan.

Kecurangan dilakukan karena mitra ingin meningkatkan pendapatan harian mereka. Caranya, dengan mengambil lebih banyak pesanan supaya bisa mendapat bonus. "Selain itu, penyebab kecurangan adalah tarif yang rendah dan persaingan," kata dia.

(Baca: Disuntik Modal Rp 12,9 Triliun, Go-Jek Segera Sandang Status Decacorn)

Adapun terkait survei, Senior Consultant Spire Research and Consulting Muhammad Rizki Faisal mengatakan, bahwa survei terhadap 40 mitra pengemudi dilakukan secara kualitatif. Maka, responden di seleksi dengan syarat seperti tergabung di komunitas. "Kalau mereka tergabung, mereka tahu aktivitas rekan lainnya juga," ujar dia.

Sementara 280 konsumen yang disurvei berusia 20-50 tahun, karena dinilai banyak menggunakan layanan Gojek dan Grab. Adapun empat kota yang dipilih karena permintaan layanan kedua aplikator cukup besar.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...