Digitalisasi Bisnis Asuransi untuk Rangkul Millenial
Peter menyampaikan, pasar asuransi retail sangat besar dan potensial untuk digarap. Perlu analisa yang bagus supaya produk itu diminati, contohnya asuransi perjalanan. "Sekarang ini pola pikir harus berubah dari asuransi tradisional, ke arah yang lebih interaktif dengan konsumen," ujarnya.
Selain dari sisi varian produk, metode pembayaran yang beragam dan mudah akan memarik lebih banyak konsumen. Untuk itu, ia menghadirkan Allianz eAZy Payment atau layanan pembayaran premi asuransi jiwa secara online.
Allianz pun membuka peluang kerja sama dengan financial technology (fintech) pembayaran seperti Go-Pay, TCash, ataupun OVO. "Kolaborasi adalah kunci ke depan," kata Peter.
(Baca juga: Era Digital, Industri Asuransi Masih Butuh Banyak Tenaga Pemasaran)
Adapun Dewan Asuransi Indonesia (DAI) mencatat, hanya 1,7% dari 260 juta masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi per 2015. Padahal, pemasaran lewat digital seperti email dan aplikasi meningkat 110% sepanjang 2013-2016.
Apabila pemasaran lewat digital ini ditingkatkan, ia optimistis penetrasi asuransi bisa meningkat drastis. "Ubah pola pikir, bangun ekosistem, dan edukasi masyarakat mengenai asuransi," katanya.