Perangi Teori Konspirasi dan Hoaks, Youtube Anggarkan Rp 357 Miliar

Desy Setyowati
11 Juli 2018, 09:34
Ilustrasi Youtube
Arief Kamaludin | Katadata
Suasana jumpa pers YouTube Fanfest 2016 di Jakarta, Jumat, (21/10).

Tim penasihat dan grup kerja inilah yang bakal memberikan input terkait berita yang ditautkan di platform YouTube. "(Lebih) mudah memproduksi secara cepat dan mengunggah video berkualitas rendah yang menyebarkan misinformasi tentang kejadian yang sedang berlangsung,” kata Chief Product Officer YouTube Neal Mohan dikutip dari The Verge.

YouTube juga memperbaharui fitur Top News dan Breaking News yang telah beroperasi di 17 negara di dunia, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, India, dan Meksiko.

Untuk menangani teori konspirasi, YouTube akan mencantumkan informasi dari sumber pihak ketiga seperti Wikipedia dan Encyclopedia Britannica. Langkah ini akan diaplikasikan pada video terkait topik yang kerap dilanda misinformasi, seperti serangan teroris atau misi pendaratan bulan.

(Baca juga: Susul Facebook, Twitter dan Google Perketat Iklan Politik)

Sebelumnya, Facebook juga menerapkan strategi serupa untuk mengatasi berita hoaks. Buntut dari pencurian data yang diduga mencapai 87 juta pengguna itu, mendorong Facebook menyediakan fitur berisi tautan berita. Selain itu, Twitter mengembangkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengidentifikasi berita palsu.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...