Enam Cara Facebook Menangkal Informasi Palsu di Media Sosial

Maria Yuniar Ardhiati
23 November 2016, 15:35
Joko Widodo
Foto:BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.

Zuckerberg pun angkat bicara. “Kami menyikapi persoalan misinformasi ini dengan serius,” tulisnya dalam akun Facebook miliknya, Sabtu (19/11).  Ia menjelaskan, Facebook bertujuan menghubungkan orang-orang dengan berita yang sangat berguna bagi mereka. Para penggunanya tentu menginginkan informasi yang akurat.

Ia mengklaim perusahaannya sudah menggeluti persoalan berita palsu cukup lama dan sudah mencapai kemajuan yang signifikan dalam pemecahannya. Meski demikian, ia menyebut masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Zuckerberg membeberkan proses penggalian kebenaran terhadap informasi yang beredar di linimasa para pengguna. Facebook bekerjasama dengan komunitas untuk melakukan penyaringan agar berita palsu tidak beredar di linimasa.

Ia menjelaskan, semua orang di Facebook bahkan bisa melaporkan tautan yang berisi informasi keliru. Selanjutnya, Facebook menerapkan penalti agar konten tersebut tidak beredar di fitur News Feed.

“Persoalan ini kompleks, dari sisi teknis maupun filosofis,” tulis Zuckerberg. Di satu sisi, Facebook ingin memberi ruang bagi setiap orang mengemukakan pendapat. Namun, di sisi lain, hal ini berarti setiap orang bisa mengunggah konten apa pun yang mereka inginkan.

Karena itu, Facebook berhati-hati. Pertama, agar tidak menghapus hak pengguna untuk menyampaikan opininya. Kedua, Facebook tidak menghapus konten yang sebenarnya akurat.

Tidak biasanya Zuckerberg menyampaikan perkembangan pekerjaan yang sedang dilakukan Facebook. Namun, karena persoalan ini dianggap penting, dia membeberkan sederetan langkah yang dilakukan Facebook untuk mengantisipasi dan menekan peredaran informasi keliru.

Pertama, pendeteksian yang lebih kuat. Dalam hal ini, Facebook meningkatkan kemampuan klasifikasi adanya misinformasi. Artinya, jejaring sosial ini tengah mengembangkan sistem teknis yang lebih baik mendeteksi potensi informasi keliru yang akan tersebar, sebelum informasi itu akhirnya beredar.

Kedua, fasilitas laporan sederhana. Para pengguna Facebook kini dengan mudah bisa melaporkan adanya informasi yang keliru untuk segera ditindaklanjuti.

Ketiga, verifikasi pihak ketiga. Facebook bekerjasama dengan sejumlah organisasi terpercaya melakukan pemeriksaan informasi. (Baca: Bidik Pajak Google dan Facebook, Aturan Baru Tak Berlaku Surut)

Keempat, memberikan peringatan. Facebook menampilkan peringatan bagi pengguna yang akan menyebarluaskan informasi dengan potensi kekeliruan. Dalam melakukan klasifikasi, Facebook menggandeng komunitas serta pihak ketiga.

Kelima, memperhatikan kualitas artikel serupa. Keenam, menerima masukan dari para jurnalis serta pihak-pihak lain di industri media. (Baca: Ikuti Snapchat, Instagram Hadirkan Livestreaming)

“Langkah-langkah tersebut bisa berhasil, tapi juga mungkin gagal,” kata Zuckerberg. Namun, ia memastikan Facebook menyikapi persoalan peredaran informasi keliru dengan serius.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...