Kisah Dua CEO Gojek PHK Karyawan, 16 Rapat Maraton dalam Setengah Hari

Yura Syahrul
24 Juni 2020, 06:45
gojek, phk gojek, phk karyawan, phk startup, dampak corona, pandemi corona, covid
dok. Gojek
Salah seorang Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi.

(Baca juga: Gojek PHK 430 Pegawai di Divisi GoLife dan GoFood Festival)

Gelombang PHK Startup

Langkah efisiensi akibat usahanya tertekan berat sebenarnya sudah dijalankan Gojek pada masa awal pandemi merebak di Indonesia pada Maret lalu. Gojek memotong gaji setahun Co-CEO dan manajemen senior sebesar 25%. Selain itu, perusahaan mengalihkan anggaran kenaikan gaji tahunan seluruh karyawan untuk dana bantuan kepada para mitranya.

Pekan lalu, kompetitor utama Gojek yakni Grab, sudah lebih dulu mengumumkan PHK karyawan. Decacorn asal negeri jiran tersebut memberhentikan 360 pegawai atau sekitar 5% dari total karyawannya akibat dampak Covid-19. Co-Founder sekaligus CEO Grab Anthony Tan berjanji tak akan melakukan PHK lagi hingga akhir tahun ini.

"Saya yakin dengan menjalankan rencana terbaru untuk memenuhi target yang telah ditetapkan, kami tidak akan melalui proses yang menyakitkan ini lagi dalam beberapa waktu mendatang,” kata Tan melalui pesan elektronik kepada karyawannya. (Baca juga: Pecat 360 Pegawai, Bos Grab Janji Tak Ada PHK Lagi Tahun Ini)

Potensi PHK Startup

Sebelumnya, startup berstatus unicorn lain yaitu Traveloka, juga mengurangi karyawannya. Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id, sekitar 100 orang atau 10% dari total karyawan Traveloka terkena PHK akibat mati surinya bisnis perjalanan dan pariwisata. Bahkan, akhir Mei lalu, startup operator online hotel dan penginapan Airy Rooms menutup usahanya dan memutus hubungan kerja ratusan karyawan.

Strategi Startup Bertahan dari Pandemi

Menurut investor startup sekaligus Presiden Komisaris SEA Group, Pandu Sjahrir, setidaknya ada tiga cara yang harus dilakukan startup untuk bertahan dari pandemi, terutama saat mulai memasuki era normal baru. Pertama, perusahaan harus memahami apabila ada perubahan yang terjadi pada sektor bisnisnya. "Apa pun bisnis Anda, coba lihat bagaimana perubahan itu akan memberikan efek pada bisnis Anda yang terkait," katanya dalam Bicara Data Virtual Series bertajuk 'Episode Baru Bisnis Startup Akibat Covid-19' yang digelar Katadata.co.id, Jumat (12/6).

(Baca juga: Jurus Efisiensi Startup di Masa Pandemi: Pangkas Gaji hingga Karyawan)

Kedua, startup harus belajar beradaptasi dengan struktur organisasi perusahaan apabila ada sisi yang terdampak. Karenanya, perusahaan perlu meninjau lebih dalam terkait dampak Covid-19 dari sisi sumber daya manusia (SDM), modal, alokasi dana perusahaan, dan sebagainya.

Ketiga, mencari investor yang tepat dan jumlah pendanaan yang dibutuhkan untuk menjalankan perubahan dalam bisnisnya. "Misalnya, startup butuh 10 (investor), maka saya cari ke semuanya karena belum tentu semua itu orang yang tepat. Jadi bagaimana memilih investor (yang tepat) itu juga sangat penting," ujar Pandu.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...