Candu Drama Korea Jadi Incaran Bisnis Netflix, Gojek hingga Vidio

Desy Setyowati
23 Oktober 2020, 15:00
Menakar Daya Ungkit Drama Korea Bagi Bisnis Netflix, Gojek, Viu, Vidio
Katadata
Ilustrasi.

Managing Director PCCW Media Group Janice Lee mengatakan, perusahaan berfokus menawarkan konten lokal yang relevan dengan minat konsumen di setiap negara mereka beroperasi. “Investasi kami mencakup konten pan-regional teratas, seperti Parasite dan A World of Married Couple hingga produksi Viu Original,” kata dia dalam siaran resmi, dikutip dari laman Avia.org, Juni lalu (15/6). PCCW Media Group merupakan pengelola Viu.

Pemain di Tanah Air, GoPlay besutan Gojek juga menggaet perusahaan hiburan CJ ENM HK. Melalui kerja sama ini, film seperti Parasite hingga Train to Busan bisa diakses melalui GoPlay.

VP Marketing GoPlay Sasha Sunu mengatakan, perusahaan akan tetap berfokus menyajikan konten lokal karya anak bangsa. Di satu sisi, “konten Korea sangat disukai oleh banyak orang Indonesia. Kami mencari cara untuk memasukkannya ke dalam katalog,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (23/10). 

Ia menilai, drama Korea memiliki performa yang baik, dengan basis penggemar yang cukup spesifik. Oleh karena itu, perusahaan menggandeng CJ ENM HK untuk menghadirkan puluhan konten seperti Steel Rain 2: Summit, Deliver Us From Evil, dan Peninsula, yang belum tayang di Indonesia.

Berdasarkan data Statista, pendapatan dari penjualan film di Korea Selatan mencapai sekitar 2,5 triliun won dari 609 film yang diproduksi pada tahun lalu. Salah satu film yang menuai kesuksesan yakni Parasite, yang memenangkan empat Academy Awards, termasuk Best Picture.

“Kami berharap, berbagai konten premium tersebut dapat memperkuat layanan pay-per-view GoPlay Rental yang diluncurkan Agustus lalu,” kata dia. Apalagi, berdasarkan data Statista, pendapatan dari segmen pay-per-view di Indonesia berpotensi mencapai US$ 71 juta tahun ini.

Hal senada disampaikan oleh VP Brand Marketing Vidio Rezki Yanuar. “Film Korea Selatan tentu menjadi penggaet konsumen,” ujar dia kepada Katadata.co.id, Jumat (23/10).

Namun, Vidio juga mengklaim unggul pada konten olahraga. “Pengguna Vidio memang cukup berimbang antara perempuan dan laki-laki,” katanya. Setidaknya, perusahaan menggaet 60 juta pengunjung per bulan.

Berdasarkan data Statista, pendapatan segmen Video on-Demand (VoD) di Indonesia diproyeksikan US$ 304 juta atau Rp 4,3 triliun pada tahun ini. Pertumbuhannya diramal 9,6% per tahun hingga 2024.

Statista juga memprediksi, penetrasi pengguna layanan VoD di Indonesia tumbuh 8,4% tahun ini. Sedangkan pendapatan rata-rata per pengguna diperkirakan US$ 7,35 atau Rp 106 ribu.

Sekretaris Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan, pasar VoD Indonesia cukup besar. Akan tetapi, “para operator harus punya konten yang bagus dan orisinal untuk bisa bertahan," ujarnya kepada Katadata.co.id, Agustus lalu (24/8).

CEO BRI Ventures Nicko Widjaja pun menyampaikan, investor mempertimbangkan beberapa faktor sebelum berinvestasi di startup VoD. Pertimbangan itu di antaranya struktur usia yang disasar, daya beli masyarakat, dan pola perilaku pengguna dalam memanfaatkan layanan tersebut.

Dari sisi pertumbuhan bisnis, menurutnya akan sangat bergantung kepada kualitas konten yang ditawarkan. “Kembali ke pasar untuk memutuskan apakah mereka menyukai konten yang ditawarkan atau tidak," ujar Nicko.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan, Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...