Grab Gaet 350 Ribu UMKM Baru dan Klaim Pendapatan Mitra Naik 20%

Fahmi Ahmad Burhan
23 Oktober 2020, 16:08
Grab Gaet 350 Ribu UMKM Baru dan Klaim Pendapatan Mitra Naik 20%
KATADATA | Ajeng Dinar Ulfiana
Ilustrasi helm Grab

Pada Juni lalu, perusahaan menyediakan GrabMerchant untuk mengintegrasikan bisnis para mitra. Platform ini menghadirkan beberapa fitur seperti pendaftaran mandiri, manajemen profil pemilik, pengelola toko, kasir, grosir, pemasaran, dan laporan perkembangan bisnis.

Grab menggaet pemerintah dan perusahaan lain untuk mendongkrak pendapatan mitra. Salah satunya, berkolaborasi dengan BRI dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam memfasilitasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, pinjaman itu diprioritaskan untuk mitra GrabFood dan agen GrabKios. “Ini untuk memperpanjang napas para pelaku UMKM dan meningkatkan kinerja mereka dalam menghadapi pukulan pandemi," katanya, dikutip dari siaran pers.

Selain Grab, pemerintah menggandeng Gojek, Tokopedia, Shopee untuk menyalurkan KUR. "Kami berharap, platform digital dan mitranya menjadi akselerator perekonomian. Harapannya, mitra bisa naik kelas," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip dari Antara.

Langkah itu merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong UMKM masuk ekosistem digital tahun ini. Kemenkop UKM mencatat, 10,25 juta pelaku usaha sudah merambah.

Riset International Data Corporation (IDC) dan Cisco pun menunjukkan, digitalisasi UMKM dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) US$ 160 miliar-US$ 164 miliar (Rp 2.372,6 triliun-Rp 2.432 triliun) pada 2024. Namun, besarannya tergantung pada kemahiran pengusaha.
 
Berdasarkan riset bertajuk Asia Pacific SMB Digital Maturity Study 2020, UMKM dibedakan dalam empat kategori yakni indifferent, digital observer, challenger, dan native. Pendapatan indifferent dan digital observer hanya meningkat 8% setelah mendigitalkan bisnis.
 
Sedangkan peningkatan pendapatan kategori challenger 12%, sementara native bisa sampai 16%. Mayoritas UMKM Indonesia tergolong indifferent. "Artinya, banyak yang mengadopsi teknologi digital seadanya," kata Managing Director Cisco Indonesia Marina Kacaribu saat konferensi pers virtual, September (9/9) lalu.
 
 

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...