Peluang dan Tantangan Gojek dan Grab Merger

Desy Setyowati
4 Desember 2020, 15:05
Peluang dan Tantangan Gojek dan Grab Merger
Katadata/desy setyowati
Ilustrasi aplikasi Gojek dan Grab

Freddy berharap, sistem imbalan tidak dipersulit jika keduanya merger.

 GrabGojek
Cakupan8 negara4 negara
Mitra pengemudi9 juta (keseluruhan)2 juta
Mitra penjual900 ribu
Jumlah unduhan205 juta kali190 juta kali
Pengguna aktif bulanan-38 juta
ValuasiUS$ 14 miliarUS$ 10 miliar

Sumber: Gojek, Grab, CB Insights

Tantangan berikutnya dari sisi investor. Alibaba dikabarkan dalam pembicaraan dengan Grab terkait investasi. Sedangkan salah satu investor Gojek yakni Tencent, merupakan pesaing Alibaba di Tiongkok.

Sinyal merger gojek dan grab
Sinyal merger gojek dan grab (Katadata)

Meski begitu, Alibaba dan Tencent pernah menggabungkan startup yang disuntik modal dan kini menjadi Didi Chuxing. Perusahaan berbagi tumpangan (ride hailing) di Tiongkok ini merupakan gabungan dari Kuaidi Dache dan Didi Dache pada 2015.

Kuadi didukung oleh Alibaba, sementara Didi ditopang oleh Tencent. Saat itu, valuasi gabungan keduanya US$ 6 miliar. Kini, nilainya mendekati status hectocorn atau US$ 100 miliar.

Indikator ‘Kedekatan’ Gojek dan Grab

KrAsia melaporkan, Gojek dan Grab sudah membicarakan peluang merger saat awal mereka berdiri. Gojek hadir pada 2010, sementara Grab berdiri pada 2012 dengan nama GrabTaxi di Malaysia.

Namun, pembicaraan itu kandas setelah Grab mengumpulkan sejumlah besar dana dan memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya sendiri. Sejak saat itu, keduanya berlomba-lomba merambah beragam bisnis dan meraih banyak investasi.

Isu Gojek dan Grab tengah diskusi terkait merger kemudian berhembus pada awal 2020. Rencana ini kabarnya merupakan ide investor SoftBank, Elliot Management Corp. Namun SoftBank membantah rumor itu.

Sedangkan salah satu investor Grab mengatakan, pembicaraan terkait merger dilakukan selama dua tahun. Diskusinya semakin intens dalam beberapa bulan terakhir.

“Kekuatan yang berperan di sini lebih tinggi daripada yang diinginkan Grab atau Gojek - atau memang tidak ingin. Ini tentang sejumlah pemegang saham berpengaruh jangka panjang di kedua perusahaan yang ingin membendung kerugian atau mencari cara untuk keluar dari investasi mereka,” kata sumber kepada Financial Times, Maret lalu (8/3).

Sumber yang mengetahui persoalan tersebut mengatakan, diskusi itu muncul ketika pesaing Gojek dan Grab merugi akibat pembatasan aktivitas di luar rumah saat pandemi virus corona. Namun sumber itu tidak menyebutkan pesaing yang dimaksud.

Indikasi lainnya yakni peran sentral Pandu Sjahrir, Komisaris Gojek sejak 2017 sampai sekarang. Pria yang juga menjabat Presiden Komisaris SEA Group Indonesia ini disebut-sebut berperan penting dalam persiapan pertemuan CEO SoftBank Masayoshi Son dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Juli 2019.

Indikator ‘kedekatan’ lainnya yaitu kesamaan investor utama. Raksasa korporasi asal Jepang yaitu Mitsubishi, juga menanamkan investasinya di Gojek dan Grab. Berdasarkan data Crunchbase, Mitsubsihi UFJ Financial Group menyuntikan modal di Grab pada Februari lalu.

Lalu Mitsubishi Corporations, Mitsubishi Motors, Mitsubsihi UFJ Financial Group, dan Visa berinvestasi di Gojek pada Maret lalu.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...