Tren Konglomerat Emtek, Salim hingga Djarum Perkuat Ekosistem Unicorn
Konglomerat seperti Elang Mahkota Teknologi (Emtek), Djarum, Salim Group, dan Sinar Mas sudah berinvestasi di startup dalam beberapa tahun terakhir. Namun kini mereka mulai memperkuat ekosistem lewat integrasi layanan dengan para unicorn dan decacorn seperti Grab, Bukalapak, Gojek, Tokopedia.
Emtek misalnya, menyasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kota tingkat (tier) dua dan tiga lewat program Festival Kota Mapan. Grup ini menggandeng Grab dan Bukalapak.
Konglomerat itu pun menjajaki potensi kerja sama ekosistem digital dengan Salim Group yang memiliki bisnis infrastruktur teknologi. Ini bertujuan meningkatkan daya saing Emtek dalam mengembangkan usaha yang berfokus pada industri berbasis teknologi.
Lalu Sinar Mas dikabarkan tengah berdiskusi untuk mengakuisisi DANA dari Emtek. Startup teknologi finansial (fintech) bernuansa biru ini memiliki lebih dari 70 juta pengguna per Mei.
Sinar Mas, Emtek, dan Djarum juga masuk dalam penawaran investasi swasta pada ekuitas publik atau private investment in public equity (PIPE) IPO Grab dan Altimeter Growth. Pencatatan saham perdana Grab dengan perusahaan ‘cek kosong’ itu direncanakan tahun ini.
Sedangkan Djarum juga berinvestasi di Gojek. Ekosistemnya semakin kuat setelah Gojek bergabung dengan Tokopedia dan membentuk entitas baru bernama GoTo.
Gojek pun didukung oleh Telkomsel. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini pun gencar mengintegrasikan layanan dengan Gojek, salah satunya menyasar UMKM.
CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro menilai, konglomerasi besar akan mencari decacorn seperti Grab untuk kepentingan bisnis. "Perusahaan teknologi atau inovasinya berguna mendukung bisnis mereka," katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (18/8).
Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani menyampaikan, setiap konglomerasi mempunyai potensi layanan yang bisa disinergikan. “Tren kedepan, sinergi demand dan supply melalui masing-masing platform,” ujarnya.
Menurut Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nainul Huda, masuknya Emtek, Sinar Mas, dan Djarum dalam penawaran PIPE IPO Grab menunjukkan kepercayaan terhadap bisnis decacorn, khususnya di Indonesia.
Itu juga menguntungkan konglomerasi. Sebab, perusahaan yang bersedia membeli saham publik Grab melalui PIPE akan mendapatkan harga yang lebih rendah dari harga jual perdana di bursa saham.
"Keuntungan bagi Grab yakni kepastian penjualan saham dari Djarum dan Sinar Mas. Sedangkan konglomerasi mendapatkan saham Grab dengan harga yang lebih murah," ujar Nailul, pada April (23/4).