Cina Tekan Alibaba – Tencent soal Monopoli, Bagaimana SuperApp RI?

Desy Setyowati
25 September 2021, 13:34
superapp, startup, cina, alibaba, tencent, gojek, tokopedia, bukalapak
Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta pada 2018.

Lalu KoinWorks menyediakan investasi emas KoinGold, obligasi KoinBond, dan pembayaran gaji KoinGaji. Selain itu, fintech lending atau pembiayaan ini memiliki KoinP2P, KoinRobo, KoinBisnis, dan KoinInvoice.

Meski ada beragam superapp di Indonesia, Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan menilai, serangkaian aturan ketat seperti di Cina akan sulit terjadi di Indonesia.

“Itu karena ekosistem startup di Indonesia cukup merata kompetisinya dan sehat. Ini termasuk kontribusi startup-startup ini terhadap percepatan ekonomi di Indonesia, apalagi saat pandemi corona,” kata Edward kepada Katadata.co.id, Jumat (24/9).

Hal senada disampaikan oleh CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro. “Sepertinya belum ada monopoli (startup) di Indonesia. Contoh di e-commerce, masih ada banyak platform. Begitu juga dompet digital dan berbagi tumpangan,” katanya.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memang masih mengkaji dampak merger Gojek dan Tokopedia menjadi GoTo pada Mei lalu (17/5). Lamanya analisis karena nilai transaksi kedua startup ini besar.

"Itu karena besarnya nilai transaksi, luas pangsa pasar, dan kepentingan publik. Penilaian dilakukan komprehensif, bukan sederhana," kata Ketua KPPU Kodrat Wibowo kepada Katadata.co.id, Rabu (22/9).

Setelah Gojek dan Tokopedia merger dan membuat entitas gabungan bernama GoTo pada Mei, nilai transaksi atau gross transaction value (GTV) grup menjadi lebih dari US$ 22 miliar atau Rp 314 triliun. Sedangkan volume transaksi lebih dari 1,8 miliar.

KPPU pun mengkaji seberapa besar pengaruh merger Gojek dan Tokopedia terhadap persaingan di industri yang digarap oleh GoTo. Selain itu, “melihat ada tidak potensi monopoli,” kata Kodrat.

Sedangkan Presiden Komisaris SEA Group Indonesia Pandu Patria Sjahrir pernah menyampaikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) perlu mengatur sektor teknologi. Sebab, kapitalisasi pasar startup meningkat.

Ia mencatat, kapitaslisasinya sekitar US$ 50 juta pada delapan tahun lalu. “Sekarang, kalau digabung semua perusahaan teknologi yang berbisnis di Indonesia, nilainya lebih besar dibandingkan telekomunikasi,” kata Pandu dalam webinar bertajuk 'Strategi Mempercepat Pemulihan Ekonomi dari Krisis' yang diselenggarakan oleh Katadata.co.id, November tahun lalu (2/11/2020).

Pertumbuhan sektor teknologi saat pandemi corona bahkan diprediksi melonjak, karena masyarakat beralih ke beragam layanan digital. Sektor ini juga menjadi salah satu penyumbang modal asing terbesar.

Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah menyiapkan regulasi yang tepat untuk sektor teknologi. “Bayangkan, Indonesia belum ada peraturan terkait teknologi,” kata Pandu. “Ini berkembang pesat. Mau tidak mau perlu ada regulasinya.”

Selain dari sisi bisnis, regulasi itu dinilai penting untuk mendorong perekonomian. “Bagaimana melihat lima sampai 10 tahun ke depan, (sektor teknologi) bisa mengubah manufaktur menjadi smart manufacturing,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...