Rencana Bisnis GoTo Pasca-IPO: Ekspansi Luar Negeri & Tambah Layanan
GoTo bersiap menawarkan saham perdana ke publik alias Initial Public Offering (IPO). Setelah melantai di bursa saham, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia berfokus ekspansi luar negeri dan memperbanyak layanan.
Perusahaan teknologi itu bersiap masuk bursa saham Indonesia bulan ini. Dalam prospektus IPO GoTo yang dirilis, mereka akan menerbitkan 52 miliar lembar saham baru atau 4,35% dari modal yang ditempatkan dan disetor.
Perusahaan patungan Gojek dan Tokopedia itu menargetkan Rp 17,9 triliun dari IPO tersebut. GoTo menawarkan saham Rp 316 sampai Rp 346 per lembar kepada masyarakat.
Komisaris Utama GoTo Garibaldi Thohir mengatakan, IPO merupakan kulminasi proses panjang dari terjalinnya Gojek dan Tokopedia menjadi GoTo. Perusahaan berharap, IPO menjadi momen yang menandakan pencapaian baru dari pencatatan saham sektor teknologi dan optimisme pemulihan ekonomi Indonesia.
"IPO juga diharapkan dapat mendorong kemajuan ekonomi digital di Indonesia," kata Garibaldi Thohir atau yang dikenal dengan Boy Thohir, dalam Due Diligence Meeting and Public Expose IPO GoTo, Selasa (15/3).
CEO Group GoTo Andre Soelistyo menambahkan, perusahaan menyiapkan sejumlah strategi setelah IPO. "Ini untuk mendorong kami menjadi pemimpin pasar dan layani lebih banyak pelanggan," katanya.
GoTo bakal mengandalkan ekosistem dan memperluas layanan. "Pada GoTo Finansial, ada GoPay yang kami andalkan tidak hanya sebagai platform pembayaran, tapi juga untuk menabung dan investasi dengan aman serta nyaman," ujar Andre.
GoTo juga menambah sejumlah layanan pada platform GoTo Financial lainnya, seperti Moka, GoStore hingga GoBiz. Ini akan menjadi solusi bagi pelaku usaha dalam meningkatkan produktivitas serta menurunkan biaya operasional.
Selain itu, GoTo akan berfokus pada bisnis yang berkelanjutan. Induk Gojek ini mempunyai target pengurangan emisi karbon pada 2030 melalui konsep Three Zeros: Zero Emissions, Zero Waste, dan Zero Barriers.
Konsep itu diintegrasikan pada setiap bisnis unit GoTo. Tujuannya, memitigasi risiko jangka panjang pada operasional bisnis.
Salah satu caranya, GoTo gencar mengembangkan kendaraan listrik. GoTo membuat perusahaan patungan khusus ekosistem kendaraan listrik dengan TBS Energi Utama (TBS) bernama Electrum.
Perusahaan itu telah menguji coba komersial kendaraan listrik di wilayah terbatas, yakni Jakarta Selatan. Terdapat ratusan unit motor listrik yang dipakai oleh mitra pengemudi motor untuk menarik konsumen.
CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, GoTo juga berencana ekspansi ke pasar luar negeri. "Kami bawa GoTo ke kancah internasional. Setelah punya bisnis pesat di Singapura dan Vietnam, kami perluas di tahun-tahun mendatang," ujarnya.
Gojek telah berekspansi ke pasar luar negeri sejak 2018. Decacorn ini masuk ke pasar Thailand dengan nama GET. Lalu ke Vietnam melalui Go-Viet.
Pada pertengahan tahun lalu, perusahaan mengubah nama di kedua negara itu menjadi Gojek. Namun pada Juli, Gojek melalui GoTo melepas unit bisnis dan operasional di Thailand kepada AirAsia.
Startup jumbo itu juga hadir di Singapura. Selain itu, Gojek menguji coba layanan transportasi di Malaysia dengan menggaet perusahaan lokal, Dego Ride pada awal tahun lalu.
Decacorn Tanah Air itu juga memperluas ekosistem ke India pada 2019 dengan mengakuisisi startup rekrutmen karyawan AirCTO yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial inteligince (AI). Selain itu, Gojek mengembangkan kantor baru di Gurugram, India.