Bakal IPO, Transaksi GoFood hingga GoRide Gojek Rp 26,3 Triliun
Perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo bersiap menawarkan saham perdana ke publik alias Initial Public Offering (IPO). Gojek mencatatkan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) Rp 26,3 triliun selama tujuh bulan pertama 2021.
GTV itu mencakup transaksi GoFood, GoRide, GoCar hingga GoSend. Pendapatan bruto Gojek dari layanan-layanan ini Rp 5,2 triliun.
Sedangkan pesanan selama kuartal III 2021 542,4 juta, dengan GTV Rp 12,6 triliun. “Pendapatan bruto pada kuartal III 2021 Rp 2,7 triliun,” demikian dikutip dari prospektus awal GoTo, Selasa (15/3).
"Gojek menjadi pelopor pemberdayaan ojek online. Ada 2,5 juta mitra pengemudi," kata CEO Gojek Kevin Aluwi saat konferensi pers, Selasa (15/3).
Secara keseluruhan induk Gojek dan Tokopedia tercatat masih merugi Rp 16,7 triliun pada 2020. Sedangkan kerugian selama selama tujuh bulan pertama 2021 Rp 8,14 triliun.
GoTo pun bersiap untuk melantai di bursa saham. Dalam prospektus IPO GoTo yang dirilis, mereka akan menerbitkan 52 miliar lembar saham baru atau 4,35% dari modal yang ditempatkan dan disetor.
Perusahaan patungan Gojek dan Tokopedia itu menargetkan Rp 17,9 triliun dari IPO tersebut. GoTo menawarkan saham Rp 316 sampai Rp 346 per lembar kepada masyarakat.
Mereka menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Berdasarkan laporan IndoPremier tentang GoTo, Gojek menggaet sekitar 2,5 juta mitra pengemudi.
Pertumbuhan tahunan majemuk atau CAGR transaksi layanan taksi dan ojek online Gojek 37% di Indonesia, berdasarkan perhitungan technology acceptance model (TAM). Nilai transaksinya US$ 1,2 miliar pada 2020, dan diperkirakan US$ 5,5 miliar pada 2025.
Sedangkan CAGR transaksi GoFood 23%. Nilai transaksinya US$ 3,7 miliar pada 2020, dan diprediksi US$ 10,5 miliar pada 2025.
“Sekitar 50% dari total pesanan di GoFood di Indonesia, rata-rata sampai kurang dari 25 menit,” demikian dikutip dari laporan. GoFood juga tersedia di Vietnam.
Kemudian, CAGR GoSend hingga GoBox 30%. Nilai transaksinya US$ 600 juta pada 2020, dan diramal US$ 2 miliar pada 2025.
Rincian angka-angkanya dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Sebagai perbandingan, GMV layanan pengiriman Grab seperti GrabFood, GrabMart, dan Grab Express, mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,4 triliun selama semester I 2021. Ini karena Grab hadir di banyak negara di Asia Tenggara.
Sedangkan layanan taksi dan ojek online Grab mencatatkan GMV US$ 685 juta atau Rp 9,8 triliun selama kuartal II saja. Angka pada kuartal I tidak disebutkan dalam laporan keuangan, hanya pertumbuhannya 64% secara tahunan (year on year/yoy).
Pada kuartal I 2022, Grab memprediksi GMV layanan pengiriman seperti Grab Express dan GrabFood mencapai US$ 2,4 miliar hingga US$ 2,5 miliar. Lalu GrabBike dan GrabCar US$ 750 juta sampai US$ 800 juta.
Decacorn asal Singapura ini juga menargetkan bisnis GrabFood mencapai titik impas EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi tahun depan.
“Target peningkatan GMV 30% - 35% yoy setiap kuartal tergantung pada kondisi Covid-19,” kata Grab dalam keterangan resmi, dua pekan lalu (3/3).