Gemuknya Gurita Bisnis GoTo, Resmi Masuk Bursa Saham Pagi Ini
PT GoTo Gojek Tokopedia atau GoTo resmi mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini (11/4). Perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia ini memiliki beragam lini bisnis, mulai dari berbagi tumpangan (ride hailing) hingga e-commerce.
GoTo IPO dengan kode emiten GOTO. Harga sahamnya dibuka naik 18,34% ke level Rp 400 pada perdagangan perdana. Sebelumnya, perseroan menetapkan harga IPO Rp 338 per lembar.
“Kami berkomitmen untuk terus membangun dan mengembangkan perusahaan agar semakin berkontribusi bagi negara dan tiap orang yang menjadi bagian dari ekosistem GoTo," kata CEO GoTo Andre Soelistyo dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham GOTO, Senin (11/4).
Gojek dan Tokopedia merger, lalu membentuk entitas gabungan GoTo pada Mei tahun lalu. Saat itu, Andre mengatakan bahwa entitas gabungan hasil merger dengan Tokopedia akan membawa ekosistem digital yang unik.
Untuk sektor kebutuhan sehari-hari, Gojek mempunyai layanan GoShop, GoMart, GoMall hingga GoStore. Sedangkan di sektor logistik, decacorn ini memiliki GoSend dan GoBox.
Di sektor keuangan, startup jumbo itu mempunyai lini asuransi GoSure, investasi GoInvest hingga pembayaran GoPay, GoBils, atau GoGive. Gojek juga berinvestasi di perusahaan teknologi finansial (fintech) LinkAja.
Di sektor kesehatan, Gojek menyediakan GoMed berkolaborasi dengan Halodoc. Ada juga layanan yang menyasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yakni GoBiz dan GoToko.
Tokopedia juga mempunyai berbagai layanan selain e-commerce. Marketplace ini menyediakan jasa pesan-antar makanan Tokopedia Nyam! dan hiburan Tokopedia Play.
Untuk layanan keuangan, Tokopedia memiliki lini fintech lending atau pembiayaan Dhanapala. Layanan ini menyediakan pinjaman konsumtif Rp 2 juta hingga Rp 5 juta. Tenor pinjamannya mulai dari tiga bulan sampai enam bulan dengan bunga 2,99% per bulan.
Pelaku usaha juga bisa mengajukan pinjaman modal usaha hingga Rp 200 juta.
Proses pengajuan pinjaman di Dhanapala, diklaim hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit. Sedangkan dananya cair sekitar lima menit.
Secara keseluruhan, GoTo mencatatkan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) Rp 325 triliun selama sembilan bulan pertama 2021. “GTV pada kuartal III 2021 mencapai Rp 120,7 triliun,” demikian dikutip dari prospektus awal GoTo, bulan lalu (15/3).
Pendapatan bruto GoTo selama selama tujuh bulan pertama 2021 Rp 11,8 triliun. Sedangkan khusus pada kuartal III 2021 saja diperkirakan Rp 4,5 triliun.
Rincian GTV setiap layanan GoTo selama sembilan bulan pertama 2021 dan proyeksi pada kuartal III 2021 sebagai berikut:
GTV | Pendapatan Bruto | |||
9 bulan pada 2021 | 9 bulan pada 2020 | 9 bulan pada 2021 | 9 bulan pada 2020 | |
Layanan on-demand | Rp 34,5 triliun | Rp 29,8 triliun | Rp 7 triliun | Rp 5,5 triliun |
E-Commerce | Rp 167,7 triliun | Rp 112,8 triliun | Rp 4,4 triliun | Rp 2,3 triliun |
Fintech | Rp 142 triliun | Rp 80,4 triliun | Rp 794,5 miliar | Rp 849,8 miliar |
Segmen lainnya | - | - | Rp 270,9 miliar | Rp 739,3 miliar |
Eliminasi antar-perusahaan | (Rp 19,3 triliun) | (Rp 13,8 triliun) | (Rp 662 miliar) | (Rp 868 miliar) |
Total | Rp 324,9 triliun | Rp 240,9 triliun | Rp 11,8 triliiun | Rp 8,5 triliun |
Sedangkan promosi untuk pelanggan atau biasa disebut bakar uang mencapai Rp 4,4 triliun selama semester I 2021. Sedangkan jika dihitung dengan kuartal III atau selama sembilan bulan 2021, nilainya Rp 6,5 triliun.
Jumlahnya meningkat dibandingkan sembilan bulan 2020 Rp 3,9 triliun.
Rincian nilai promosi yang diberikan kepada pelanggan sebagai berikut:
7 bulan 2021 | 2020 | 2019 | 2018 | |
Layanan on-demand | Rp 3,6 triliun | Rp 4,9 triliun | Rp 6,2 triliun | Rp 2,8 triliun |
E-Commerce | Rp 682,9 miliar | - | - | - |
Fintech | Rp 114,5 miliar | Rp 142,7 miliar | Rp 153,9 miliar | Rp 27,9 miliar |
Segmen lainnya | - | Rp 46,4 miliar | Rp 19,7 miliar | |
Total | Rp 4,4 triliun | Rp 5,1 triliun | Rp 6,4 triliun | Rp 2,9 triliun |
Secara keseluruhan, induk Gojek dan Tokopedia tercatat masih merugi Rp 16,7 triliun pada 2020. Sedangkan kerugian selama selama tujuh bulan pertama 2021 Rp 8,14 triliun. GoTo pun bersiap untuk melantai di bursa saham.