Total Transaksi GoTo Jelang IPO Rp325 Triliun, Bakar Uang Rp6 Triliun
GoTo bersiap menawarkan saham perdana ke publik alias Initial Public Offering (IPO). Perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia ini mencatatkan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) Rp 325 triliun selama sembilan bulan pertama 2021.
“GTV pada kuartal III 2021 mencapai Rp 120,7 triliun,” demikian dikutip dari prospektus awal GoTo, Selasa (15/3).
Pendapatan bruto GoTo selama selama tujuh bulan pertama 2021 Rp 11,8 triliun. Sedangkan khusus pada kuartal III 2021 saja diperkirakan Rp 4,5 triliun.
Rincian GTV setiap layanan GoTo selama sembilan bulan pertama 2021 dan proyeksi pada kuartal III 2021 sebagai berikut:
GTV | Pendapatan Bruto | |||
9 bulan pada 2021 | 9 bulan pada 2020 | 9 bulan pada 2021 | 9 bulan pada 2020 | |
Layanan on-demand | Rp 34,5 triliun | Rp 29,8 triliun | Rp 7 triliun | Rp 5,5 triliun |
E-Commerce | Rp 167,7 triliun | Rp 112,8 triliun | Rp 4,4 triliun | Rp 2,3 triliun |
Fintech | Rp 142 triliun | Rp 80,4 triliun | Rp 794,5 miliar | Rp 849,8 miliar |
Segmen lainnya | - | - | Rp 270,9 miliar | Rp 739,3 miliar |
Eliminasi antar-perusahaan | (Rp 19,3 triliun) | (Rp 13,8 triliun) | (Rp 662 miliar) | (Rp 868 miliar) |
Total | Rp 324,9 triliun | Rp 240,9 triliun | Rp 11,8 triliiun | Rp 8,5 triliun |
Sedangkan promosi untuk pelanggan atau biasa disebut bakar uang mencapai Rp 4,4 triliun selama semester I 2021. Sedangkan jika dihitung dengan kuartal III atau selama sembilan bulan 2021, nilainya Rp 6,5 triliun.
Jumlahnya meningkat dibandingkan sembilan bulan 2020 Rp 3,9 triliun.
Rincian nilai promosi yang diberikan kepada pelanggan sebagai berikut:
7 bulan 2021 | 2020 | 2019 | 2018 | |
Layanan on-demand | Rp 3,6 triliun | Rp 4,9 triliun | Rp 6,2 triliun | Rp 2,8 triliun |
E-Commerce | Rp 682,9 miliar | - | - | - |
Fintech | Rp 114,5 miliar | Rp 142,7 miliar | Rp 153,9 miliar | Rp 27,9 miliar |
Segmen lainnya | - | Rp 46,4 miliar | Rp 19,7 miliar | |
Total | Rp 4,4 triliun | Rp 5,1 triliun | Rp 6,4 triliun | Rp 2,9 triliun |
Secara keseluruhan, induk Gojek dan Tokopedia tercatat masih merugi Rp 16,7 triliun pada 2020. Sedangkan kerugian selama selama tujuh bulan pertama 2021 Rp 8,14 triliun. GoTo pun bersiap untuk melantai di bursa saham.
Dalam prospektus IPO GoTo yang dirilis, mereka akan menerbitkan 52 miliar lembar saham baru atau 4,35% dari modal yang ditempatkan dan disetor.
Perusahaan patungan Gojek dan Tokopedia itu menargetkan Rp 17,9 triliun dari IPO tersebut. GoTo menawarkan saham Rp 316 sampai Rp 346 per lembar kepada masyarakat.
Mereka menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Layanan Keuangan GoTo
Layanan keuangan GoTo termasuk GoPay, GoPaylater hingga Moka. Pendapatan GoTo dari layanan ini Rp 601 miliar selama selama tujuh bulan pertama 2021.
Sedangkan pada kuartal III 2021, GTV layanan keuangan GoTo diperkirakan Rp 54,7 triliun. Pendapatan brutonya diprediksi Rp 261 triliun.
Dalam konferensi pers awal November 2020, CEO Group GoTo Andre Soelistyo, yang saat itu menjabat Co-CEO Gojek menyampaikan, transaksi GoPay meningkat 2,7 kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) pada 2020.
"Itu didorong oleh pembelanjaan dari e-commerce, game, dan transaksi dalam berbagai aplikasi," kata Andre, saat itu (12/10/2020).
GoPay juga mencatatkan peningkatan tansaksi pada fitur PayLater sebesar 2,7 kali lipat. Sedangkan fitur donasi meningkat dua kali lipat.
Kemudian, transaksi layanan kebutuhan pokok atau groceries di Gojek mencatatkan peningkatan hingga 500%.
Setelah IPO, GoTo bakal mengandalkan ekosistem dan memperluas layanan. "Pada GoTo Finansial, ada GoPay yang kami andalkan tidak hanya sebagai platform pembayaran, tapi juga untuk menabung dan investasi dengan aman serta nyaman," ujar Andre dalam Due Diligence Meeting and Public Expose IPO GoTo, Selasa (15/3).
GoTo juga menambah sejumlah layanan pada platform GoTo Financial lainnya, seperti Moka, GoStore hingga GoBiz. Ini akan menjadi solusi bagi pelaku usaha dalam meningkatkan produktivitas serta menurunkan biaya operasional.
Sedangkan layanan kuangan Grab mencatatkan volume pembayaran total (TPV) US$ 2,9 miliar atau meningkat 66% yoy pada kuartal II 2021. Pertumbuhannya 18% pada kuartal I 2021, namun tidak disebutkan angkanya pada laporan keuangan.
Penjualan bersih yang disesuaikan untuk jasa keuangan Grab selama semester I 2021 US$ 49 juta. Sedangkan pendapatan jasa dari divisi ini US$ 14 juta.
Awal tahun ini, Grab memperkirakan TPV Pra-InterCo layanan keuangan US$ 3,1 miliar hingga US$ 3,2 miliar.
GoTo dan Grab juga bersaing di bisnis keuangan dengan induk Shopee, Sea Group melalui Sea Money. TPV ShopeePay di bawah Sea Money lebih dari US$ 4,1 miliar pada kuartal II 2021, meningkat hampir 150% yoy.
Sedangkan jumlah pengguna yang membayar setiap tiga bulan melalui ShopeePay mencapai 32,7 juta.
Sea Group memperkirakan, pendapatan layanan keuangan digital seperti ShopeePay dan Sea Bank, antara US$ 1,1 miliar - US$ 1,3 miliar tahun ini. Ini berarti, ada peningkatan 155,4%.
“Kami mengharapkan Shopee mencapai EBITDA positif yang disesuaikan sebelum alokasi biaya, di Asia Tenggara dan Taiwan tahun ini. Lalu SeaMoney mencapai arus kas positif tahun depan,” ujar Chief Executive Officer Sea Grup Forrest Li dalam keterangan pers, dua pekan lalu (1/3).
Tokopedia vs Shopee
Pendapatan bruto layanan e-commerce Tokopedia selama tujuh bulan pertama 2021 mencapai Rp 3,3 triliun. Pada kuartal III 2021, perusahaan memperkirakan pendapatan bruto Rp 1,8 triliun.