Alasan Transaksi Ojol dan E-commerce Diramal Terus Naik Usai Pandemi

Lenny Septiani
8 November 2022, 19:16
e-commerce
Katadata/Desy Setyowati
Shopee, Blibli, Tokopedia, Bukalapak

Hingga 2025, sektor e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 17% dan nilai GMV mencapai US$95 miliar.

“Setelah bertahun-tahun mengalami akselerasi, pertumbuhan penggunaan teknologi digital kini berangsur normal,” jelasnya. “Dengan kalangan mampu dan kaum muda yang melek teknologi di perkotaan menjadi pengguna terbesar layanan digital.”

Menurutnya, mayoritas pemain digital mengalihkan prioritasnya dari akuisisi pelanggan baru ke menciptakan engagement yang lebih dalam dengan pelanggan yang sudah ada.

Adapun, transaksi layanan taksi dan ojek online di Indonesia diramal US$ 8 miliar atau sekitar Rp 124,2 triliun tahun ini. Angka ini termasuk pesan-antar makanan (food delivery) seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood.

Laporan tersebut menunjukkan, transaksi e-commerce di Indonesia US$ 7 miliar tahun lalu. “Nilainya diprediksi meningkat 19% menjadi US$ 8 miliar tahun ini.

Ekonomi digital Indonesia diperkirakan naik 22% secara tahunan (year on year/yoy) US$ 77 miliar atau sekitar Rp 1.198 triliun tahun ini. E-commerce menjadi pendorong utama.

E-commerce, transportasi, dan pesan-antar makanan adalah tiga layanan digital teratas di Indonesia dengan tingkat penggunaan yang hampir merata di kalangan pengguna digital perkotaan.

Berikut catatan layanan digital di Indonesia dari riset tersebut, yakni:

  • Transportasi dan pesan antar makanan diproyeksikan mencapai GMV US$8 miliar pada tahun 2022 dan terus tumbuh dengan CAGR 22% menjadi GMV US$15 miliar hingga tahun 2025.
  • Pertumbuhan permintaan berangsur normal karena makin banyak orang yang kembali pergi ke restoran. Orang-orang yang bertahap kembali bekerja di kantor, naiknya aktivitas belanja di toko fisik, dan bangkitnya pariwisata mendorong sektor Transportasi untuk perlahan pulih dari titik terendah ketika karantina wilayah diberlakukan.
  • Perjalanan online telah kembali dengan pertumbuhan 60% dari tahun ke tahun (YoY) mencapai US$3 miliar pada tahun 2022. Proses pemulihan mungkin terjadi secara bertahap dan sektor ini diperkirakan tumbuh pada CAGR 45% dengan GMV mencapai US$10 miliar hingga tahun 2025.
  • Media online diproyeksikan mencapai GMV US$6 miliar pada tahun 2022, dengan pertumbuhan YoY agak datar sebesar 5% sejak puncak pandemi tahun lalu.
  • Streaming musik dan video berangsur pulih, iklan digital berhasil mempertahankan momentum. Sementara konsumsi di sektor game online mengalami penurunan seiring orang-orang kembali ke rutinitas pra-pandemi.
  • Layanan keuangan digital tumbuh karena adanya pergeseran perilaku offline-ke-online pasca-pandemi. Pada 2022, Gross Total Value (GTV) pembayaran digital di Indonesia diperkirakan mencapai US$ 266 miliar dan terus tumbuh sebesar 17% mencapai GTV US$ 421 miliar hingga 2025.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...