Investor Ungkap Alasan Startup Hampir Untung tapi PHK
“Itu untuk memastikan ada runway cukup hingga akhir 2024,” kata Jia Jih Chai. Dia sebelumnya menjabat wakil presiden senior di Carousell dan direktur pelaksana di Airbnb.
Carousell melakukan PHK terhadap sekitar 10% dari jumlah karyawan atau 110 orang baru-baru ini.
“Ada tanda-tanda bahwa kami memasuki resesi, jika belum melakukannya (memastikan runway panjang). Oleh karena itu, permintaan pelanggan kemungkinan lebih lambat pada 2023,” kata Chai.
Namun jurnalis Silicon Valley yang juga menjalankan buletin dan podcast independen bernama Big Technology Alex Kantrowitz heran dengan perusahaan teknologi yang masif ekspansi saat pandemi corona.
“Mereka memperkirakan bahwa perubahan perilaku Covid-19 akan bertahan selamanya,” kata Alex kepada CNBC’s ‘TechCheck’.
Alhasil, sejumlah perusahaan teknologi gencar merekrut banyak pekerja. Hal ini juga terjadi di Indonesia.
“Jelas, begitu Anda diizinkan pergi ke restoran, bergaul dengan teman di luar, penggunaan Netflix, Facebook, Shopify, dan Amazon akan turun. Jadi mengapa semuanya membangun seolah-olah itu akan bertahan selamanya?” ujar dia.
Sedangkan daftar startup yang melakukan PHK di Indonesia sejak awal tahun, di antaranya:
- Xendit
- Carsome
- Shopee Indonesia
- Grab
- Tokocrypto
- MPL
- Lummo
- Tanihub
- Mamikos (belum ada konfirmasi)
- Zenius (dua kali PHK)
- JD.ID
- Line
- Beres.id
- Pahamify
- LinkAja
- SiCepat
- Yummy Corp (belum ada konfirmasi)
- Bananas
- Ruangguru
- GoTo 12% atau 1.300 orang
- KoinWorks
- Ajaib
- OYO 10% dari total atau 250 orang
- Sayurbox 5%
- Ula 23% atau 134 orang
- Sirclo 8% karyawan
- Glints 18%