Cerita Luna Maya, Bermula Gelisah hingga Jadi Investor Startup Sampah
Wakili Waste4Change, Luna Teken MoU dengan Katadata
Luna Maya mewakili Waste4Change menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan PT Katadata Indonesia, hari ini. Kedua organisasi bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dalam penanganan sampah di Indonesia.
Luna Maya menuturkan kerja sama ini untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Luna mengatakan kesadaran sampah di indonesia masih kurang sehingga perlu kerja sama yang menumbuhkan kesadaran.
"Saya mau turut andil dalam menangani masalah sampah. Semoga dengan kerja sama ini, masyarakat bisa lebih peduli soal sampah,” kata Luna.
Co-Founder Katadata Indonesia, Metta Dharmasaputra mengatakan kolaborasi Waste4change dengan Katadata Green, kanal media di bawah Katadata Indonesia, untuk menjalankan gerakan Indonesia bebas sampah. Rencananya, lanjut Metta, kerja sama ini akan menjalankan program selama setahun, termasuk edukasi dan sosialisasi tentang pengelolaan sampah hingga ekonomi sirkular.
Metta mengatakan, program tersebut di antaranya edukasi dan sosialisasi kepada publik terkait pentingnya mengelola sampah yang baik sekaligus isu ekonomi sirkular. Kolaborasi ini akan menjalankan bebagai event demi meningkatkan kesadaran masyarakat terakit pengelolaan sampah.
Ia juga menyebut, Waste4change dan Katadata Green akan menjalankan sejumlah riset. Namun, hal tersebut mulai diumumkan satu atau dua bulan mendatang. “Akan memformulasikan bagaimana daerah dan sektor swasta meningkatkan kesadaran pengelolaan sampah mereka dan penerapan sirkular ekonomi ke depan,” kata Metta.
Waste4Change merupakan startup pengolahan limbah yang didirikan pada 2014. Awalnya startup ini mengolah limbah di satu gedung kantor saja. Hingga kini, Waste4Change telah menggaet 2000 klien.
Waste4Change juga telah mengolah 9 juta kilogram sampah di Indonesia. Waste4Change mendapatkan pendanaan dari tiga investor yakni Agaeti, East Ventures, SMDV pada 2020. Dikutip dari DealStreetAsia, besaran investasinya disebut-sebut mencapai US$ 3 juta atau sekitar Rp 42,7 miliar.