Taktik Prahu-Hub Atasi Masalah Menahun Biaya Mahal Logistik Indonesia

Desy Setyowati
2 September 2019, 18:00
startup prahu-hub atasi masalah logistik
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Interview Benny Sukamto selaku Founder Prahu-Hub di Kantor Katadata, Jakarta Pusat (22/8). Benny mengatakan, pasar logistik di Indonesia sangat besar. Hanya, persoalannya kompleks.

Berkaca dari persoalan itulah ia mendirikan Prahu-Hub pada 2017. Melalui skema bisnis marketplace, startup lokal ini menghimpun data mengenai potensi dagang di masing-masing wilayah di Tanah Air, berikut dengan tantangannya.

(Baca: Dua Startup Lulusan Alibaba Netpreneur Garap Pasar Logistik RI)

Setelah data itu terkumpul, bukan tidak mungkin persoalan menahun logistik yakni pengiriman yang hanya searah itu bisa diatasi. Sebab, kontainer dari Jawa akan kembali dengan membawa barang hasil produksi di wilayah tujuan. Dengan begitu, biaya logistik bisa menurun.

“Jadi bertahap. Pertama, kami harus menguasai kultur, geografi, kebiasaan, demografi di masing-masing kota. Setelah penduduk di tiap-tiap daerah lebih terbuka, baru kami tahu produk utamanya apa dan apa yang bisa dibantu untuk dicarikan,” kata dia.

Secara keseluruhan, menurutnya potensi bisnis ini sangat besar. Di Prahu-Hub saja, rerata 200 kontainer beroperasi setiap bulannya. “Ruang pertumbuhannya besar sekali. Pasarnya sudah besar, hanya karena semuanya tidak jelas, jadi tak terlihat peluang bisnisnya,” katanya.

Meski begitu, ia mengakui ada beberapa tantangan yang dihadapi para pelaku usaha di industri ini. Pertama, belum adanya standardisasi pengiriman. Kedua, tidak ada batasan tarif. Ketiga, pungutan liar.

Regulasi terkait batasan tarif sangat diperlukan supaya naik turunnya biaya jasa tidak berlebihan. “Selama ini, biayanya jadi tidak stabil. Misalnya, saya jual minuman Rp 3 ribu hari ini, besok sudah Rp 1.500 per botol. Karena itu, penyedia jasa end to end ambil tarif aman, yaitu yang tertinggi,” katanya.

(Baca: Pengusaha Nilai Subsidi Logistik Belum Efektif Tekan Harga Barang)

Sebelumnya, Direktur Angkutan dan Multi Moda Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan Ahmad Yani mengatakan bahwa infrastruktur yang memadai dapat menurunkan biaya logistik.

Karena itu, pemerintah membangun kawasan berikat di wilayah timur Indonesia. Kawasan ini akan menurunkan biaya karena kapal ataupun bus yang berasal dari wilayah timur juga membawa barang. Saat ini, kapal dari Pulau Jawa membawa barang, namun saat kembali muatannya kosong. Hal ini yang membuat biaya logistik mahal.

Pemerintah juga membangun tol laut.  Selain itu, disiapkan infrastruktur lain yakni jalur ganda dan reaktivasi rel kereta api sepanjang 735,19 kilometer. Harapannya, infrastruktur ini mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum yang berkapasitas besar seperti kereta api.

Pemerintah juga merehabilitasi jalur kereta api sepanjang 394,6 kilometer. Lalu, membangun 45 stasiun atau bangunan operasional kereta api, 104 pelabuhan non komersial, menyediakan 14 unit kapal penyebrangan, 10 bandara, serta merevitalisasi 408 bandara.

(Baca: Infrastruktur Masih jadi Kendala Logistik Indonesia)

Penyumbang Bahan : Dorothea Putri Verdiani (Magang)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Muchamad Nafi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...