Kembangkan Ekonomi Digital, Forbes Sebut Indonesia Macan Baru Asia

Cindy Mutia Annur
29 Mei 2019, 13:18
Indonesia macan baru Asia Tenggara
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pendiri Appnext Elad Natanson sebut Indonesia macan baru di Asia Tenggara.

Karena itu, Natanson menilai Indonesia berpeluang menjadi ‘macan baru’ di Asia Tenggara. Apalagi, investasi dari modal ventura di Indonesia naik US$ 6 miliar dalam empat tahun terakhir. Salah satu pemodal di Venture Beat pun menyampaikan, pertumbuhan investasi ini sama seperti Tiongkok pada 2008.

Menurut Natanson, modal ventura semangat berinvestasi di startup Tanah Air. Sebab, pasar di Indonesia saat ini besar dan belum dimanfaatkan, sama seperti Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) sebelum berkembang pesat. “Unicorn (senilai) miliaran dolar muncul di beberapa sektor utama, seperti Tokopedia, Traveloka, dan Gojek,” ujarnya.

Tantangan Ekonomi Digital di Indonesia

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia bukan tanpa hambatan. Menurut Natanson, infrastruktur menjadi salah satu tantangan bagi ekonomi digital di Indonesia. Ia mencontohkan, biaya layanan data seluler di Indonesia relatif murah. Namun, kapasitas transfer data (bandwidth) rendah. Hal itu bisa dilihat dari kecepatan rerata unduhan hanya 10 mbps, kurang dari setengah rata-rata global.

Selain itu, kurang dari setengah penduduk Indonesia yang memiliki rekening bank. Hanya 2,4% penduduk Indonesia yang punya kartu kredit. Menurutnya, kondisi ini paradoks jika disandingkan dengan data 56% penduduk Indonesia memiliki smartphone.

(Baca: Polemik “Make Indonesia Great Again” Prabowo di Mata Kedua Kubu)

Meski begitu, kendala seperti ini juga menjadi peluang bagi pelaku usaha ekonomi digital, khususnya di sektor keuangan seperti teknologi finansial (fintech). Fintech pembayaran seperti GoPay, OVO, LinkAja, DANA dan lainnya pun berkembang pesat di Indonesia.

Berkaca dari kondisi tersebut, menurutnya, pelaku usaha ekonomi digital di Indonesia bisa fokus pada dua hal untuk menarik pengguna. Pertama, pemasaran melalui video. Kedua, memberikan perhatian yang lebih besar kepada segmen perempuan. Sebab, perempuan dinilai paling menyadari tren yang tengah berlangsung.

"Laporan Google lainnya menunjukkan, bahwa perempuan memiliki tanggung jawab atas sebagian besar keputusan finansial rumah tangga. Karena itu, perempuan menjadi target potensial untuk layanan uang elektronik (e-money)," ujarnya.

(Baca: Riset Google: 1 dari 2 Pengguna Internet Indonesia Adopsi Fintech)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...