Dapat Suntikan Rp 58,4 Miliar, eFishery Luncurkan Platform Data

Desy Setyowati
16 November 2018, 11:50
Revitalisasi Perikanan Karamba
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Nelayan memperbaiki karamba tempat mereka memelihara ikan nila di Danau Rawa Pening, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (14/3).

Ekspansi ke Luar Negeri

Saat ini, permintaan Smart Feeder berasal dari ribuan titik di 16 provinsi di Indonesia. Setiap bulan, ia mencatat ada tambahan permintaan dari 200 lebih titik baru di Tanah Air. Ia tak menutup kemungkinan, tambahan dana yang diperoleh akan dipakai untuk memperluas pasar hingga ke luar negeri. "Dananya dipakai untuk ekspansi pasar, membangun jaring distribusi, dan merekrut lebih banyak tim," kata Gibran.

eFishery juga mendapatkan banyak permintaan dari luar negeri, antara lain dari Sri Lanka, Kamboja, dan Myanmar. Yang terbaru, permintaan datang dari Vietnam, Thailand, dan Bangladesh. Namun, penjualan ke enam negara tersebut sifatnya agen eksklusif atau sole distributorship saja.

Meski begitu, ia mengakui permintaan dari negara-negara tersebut cukup besar. Namun, untuk masuk ke enam pasar tersebut ia melihat ada tantangan seperti bahasa, sistem atau kebijakan, serta perilaku konsumen yang berbeda dengan di Indonesia.

Sekadar informasi, Smart Feeder memungkinkan petambak memberi pakan secara otomatis dengan mesin pelontar 90 derajat. Alat ini dapat diatur dengan ponsel pintar (smartphone), mencatat data pakan, dan terhubung ke internet.

Pada akhir 2017, eFishery sempat mengembangkan teknologi Internet of Things (IoT) dalam Shrimp Smart Feeder. Produk ini memiliki pelontar dengan radius lontaran 360 derajat atau cocok untuk tambak udang yang luasnya ratusan meter persegi.

(Baca: Delapan Startup Masuk Inkubasi Appcelerate 2018)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...