Inggris Bantah Larang Huawei Kembangkan 5G Karena Tekanan Trump

Fahmi Ahmad Burhan
16 Juli 2020, 11:21
Inggris Bantah Larang Huawei Kembangkan 5G Karena Tekanan Trump.
123RF.com
Logo Huawei. Inggris membantah kabar pelarangan pengembangan 5G Huawei akibat tekanan Amerika Serikat (AS).

Ia mengatakan bahwa teknologi Huawei tidak aman dan  berisiko keamanan yang besar," ujar Trump.

Seperti diketahui, Inggris telah memutuskan menghentikan seluruh solusi berbasis teknologi milik Huawei pada 2027. Perusahaan telekomunikasi juga tidak bisa menggunakan teknologi baru dari perusahaan asal Tiongkok mulai tahun depan.

Namun, kebijakan itu juga tidak terlepas dari sanksi AS pada Huawei yang sudah berlangsung sejak tahun lalu. "Sanksi AS memiliki dampak berat bagi perusahaan, yang secara signifikan mengubah perhitungan GCHQ," demikian tertulis pada laporan National Cyber Security Center GCHQ.

(Baca: Presiden AS Trump Akui Dibalik Keputusan Inggris Blokir 5G Huawei)

Pejabat Pemerintah Inggris mengatakan, penerapan sanksi AS bia membuat Huawei tidak lagi diandalkan menjadi pemasok utama perangkat teknologi. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menghadapi tekanan kuat dari beberapa anggota parlemen Inggris untuk melarang pembuat peralatan telekomunikasi imi dengan alasan keamanan.

Juru bicara Huawei di Inggris, Edward Brewster juga mengatakan bahwa kebijakan pemblokiran itu bukan terkait keamanan, tetapi persoalan dagang dengan AS. "Sangat disayangkan masa depan kami di Inggris telah dipolitisasi dan ini bukan tentang isu keamanan," katanya dalam pernyataan resmi. 

Huawei berharap, Inggris mempertimbangkan kembali keputusannya. Pihaknya menyakini pembatasan baru yang diserukan oleh AS tidak akan berpengaruh terhadap ketahanan atau keamanan produk-produk yang mereka pasok ke Inggris.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...