Mengenal Teknologi 6G yang Akan Menyatukan Dunia Fisik dan Virtual

Fahmi Ahmad Burhan
13 November 2020, 15:16
Satelite 6G yang diluncurkan Tiongkok
SCMP/Youtube
Satelite 6G yang diluncurkan Tiongkok pada pekan lalu.

Sehingga AS memasukkan Huawei dalam daftar hitam sejak Mei 2019 dan tak lagi dapat membeli suku cadang buatan Amerika. Sanksi ini tetap diberikan meski perusahaan membantah tuduhan tersebut.

Korea Selatan juga merupakan negara yang serius mengembangkan teknologi 6G. Mereka siap menginvestasikan US$ 169 juta atau setara dengan Rp 2,4 triluin selama periode 2021 dan 2026. Rencananya, teknologi 6G asal Korea  Selatan memiliki kecepatan transmisi data hingga satu terabyte per detik. Teknologi tersebut memiliki kecepatan lima kali lebih cepat dibanding layanan 5G.

Penerapan jaringan 6G pada proyek percontohan pada 2026 mendatang meliputi mobil otonom, teknologi imersif untuk layanan kesehatan digital, smart city, dan smart factories.

Pemerintah Korea Selatan menggandeng Samsung Electronics merancang jaringan teknologi 6G. Dalam laporannya, Samsung menyebutkan bahwa persyaratan kinerja 6G adalah kecepatan data tertinggi mencapai 1.000 Gbps dengan latensi kurang dari 100 mikrodetik. Sama seperti Tiongkok, laporan Samsung juga menyebutkan bahwa kandidat teknologi yang memenuhi persyaratan jaringan 6G adalah penggunaan pita frekuensi terahertz untuk meningkatkan jangkauan sinyal.

Samsung menargetkan komersialisasi teknologi 6G pada 2028. Mengutip ZDNet, Juli lalu (14/7), Samsung mengatakan bahwa persatuan teknologi internasional atau International Telecommunication Union (ITU), akan mulai bekerja untuk menetapkan standar teknologi 6G pada 2021.

Samsung menilai target komersialisasi teknologi 6G pada 2028 dapat tercapai, sebab secara historis periode pengembangan jaringan internet makin singkat. Pengembangan teknologi 3G misalnya membutuhkan waktu 15 tahun, namun untuk mencapai 5G hanya memakan waktu delapan tahun.

Finlandia yang telah menerapkan teknologi 5G juga sedang mengembangkan penelitian jaringan 6G. Proyek tersebut dipimpin oleh University of Oulu dan berkolaborasi dengan perusahaan internasional. Melansir dari Business Finland,  program 6G Flagship memiliki anggaran sebesar 251 juta euro atau senilai dengan Rp 3,6 triliun selama periode 2018-2026.  Sebagian dana tersebut dibiayai oleh Academy of Finland dan dioperasikan bersama dengan Nokia, VTT Technical Research Centre of Finland, Aalto University, BusinessOulu, and Oulu University of Applied Sciences.

Menurut Direktur Program 6G Flagship Matti Latva-aho, program pengembangan jaringan 6G ini menawarkan peluang bisnis baru dan terbuka untuk melakukan kolaborasi.

“Proyek 6G Flagship terbuka terhadap semua perusahaan yang tertarik dengan teknologi jaringan nirkabel pada generasi mendatang. Kami menawarkan keahlian kelas dunia kepada perusahaan dan kolaborasi industri yang sukes,” ungkap Latva-aho, dikutip dari Business Finland, Juni 2019 silam.

Latva-aho mengungkapkan, proyek 6G Flagship tidak hanya terbuka untuk perusahaan ICT. Terlebih proyek tersebut telah memiliki kolaborasi berkelanjutan dengan perusahaan di bidang energi, kesehatan, industri 4.0, logistic, media, transportasi, dan pengembangan smart city.

Penyumbang bahan: Agatha Lintang

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...