Kominfo Siapkan Tiga Strategi agar Satelit Satria Bisa Mengorbit

Fahmi Ahmad Burhan
23 November 2020, 17:54
Kominfo Siapkan Tiga Strategi agar Satelit Satria Bisa Mengorbit
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate memberikan sambutan dalam pembukaan diskusi publik bertajuk Telemedisin Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan di kantor Kominfo, Jakarta Pusat, Sabtu (22/8/2020).

Hal itu karena proses penyelesaian pembiayaan membutuhkan pertemuan fisik. Alhasil, pembangunan sempat tertunda karena ada larangan kunjungan ke luar negeri imbas pandemi corona.

Namun, saat pandemi Covid-19 berjalan empat bulan, pertemuan mulai dilakukan secara online. Pembangunan satelit satria pun berjalan kembali. 

Perkembangan terkini, pabrikasi satelit dari perusahaan asal Prancis, Thales Alenia Space sudah dimulai. Sedangkan dua institusi keuangan yakni Banque publique d'investissement (BPI) dari Prancis dan Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) asal Tiongkok telah memberikan persetujuan pembiayaan.

Kominfo pun sudah menunjuk PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai pelaksana pembangunan. Satelit ini disebut-sebut membutuhkan investasi US$ 500 juta atau setara 8,1 triliun.

Executive Director ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, harusnya pemerintah tidak perlu memberikan tambahan tenggat waktu kepada ITU. “Masih cukup waktu kalau Indonesia serius menempatkan satelit pada orbitnya," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat lalu (20/11).

Ia menilai, proses pembiayaan satelit yang maju mundur perlu dievaluasi. Pemerintah dinilai tidak memberikan tambahan waktu bagi pemenang tender yang berganti investor.

Satelit Satria mempunyai kemampuan High Throughput Satellite (HTS) dengan kapasitas 150 giga byte per detik (Gbps) atau sekitar tiga kali lipat dari total kapasitas sembilan satelit yang saat ini dimanfaatkan di Indonesia. 

Saat ini Indonesia memanfaatkan lima satelit nasional dengan kapasitas sekitar 30 Gbps dan 4 satelit asing yang memiliki kapasitas 20 Gbps.

Proyek satelit itu nantinya mampu menghadirkan akses wifi gratis di 150 ribu titik layanan publik di Tanah Air. Setiap titik layanan akan tersedia kapasitas 1 mega byte per detik (Mbps).

Ratusan ribu titik itu meliputi 93.900 titik sekolah/pesantren, 47.900 kantor desa/kelurahan/kantor pemerintahan daerah, 3.700 fasilitas kesehatan, dan 4.500 layanan publik lainnya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...