Nomor Ponsel Pengguna WhatsApp & Facebook Beredar di Google - Telegram

Fahmi Ahmad Burhan
26 Januari 2021, 15:07
Nomor Ponsel Pengguna WhatsApp & Facebook Beredar di Google - Telegram
Katadata
Ilustrasi media sosial

Melalui surat elektronik, juru bicara Facebook dan WhatsApp Alison Bonny mengatakan bahwa semua konten yang dibagikan ke saluran publik termasuk grup WhatsApp memang dapat ditelusuri. "Pengguna ingin berbagi secara pribadi dengan orang yang mereka kenal dan percayai. Itu tidak seharusnya diunggah di situs web yang dapat diakses publik," kata dia, dikutip dari The Verge.

Sedangkan Public Liaison Search Google Danny Sullivan mengatakan, mesin pencarian seperti Google Search memang bisa mencantumkan halaman atau tautan dari publik. "Itulah yang terjadi di sini. Tidak ada bedanya dengan kasus apa pun di mana situs mengizinkan URL untuk didaftar secara publik," kata dia melalui akun Twitter pribadi.

Data Pribadi yang Bocor Bisa Membahayakan Pengguna

Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya menilai, data berupa nomor ponsel hingga grup WhatsApp yang beredar itu dikirimkan oleh perusahaan melalui email. Informasi-informasi ini berhasil diindeks oleh Google Search. 

Selain email, WhatsApp mempunyai fitur undangan atau invite ke grup melalui tautan (link). Pengguna bisa masuk ke grup lewat link tanpa perlu diundang dan mendapat persetujuan pengelola atau admin.

Menurut Alfons, hal itu memungkinkan data-data seperti nomor ponsel hingga percakapan bisa beredar. "Dampaknya grup WhatsApp yang ada anggotanya akan terekspos," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (26/1).

Data yang terekspos itu bisa dimanfaatkan oleh para peretas untuk melakukan kejahatan siber. Ia mencontohkan, untuk mengelabui pemilik data supaya mau memberikan kode rahasia akun finansial.

Peneliti keamanan siber dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menambahkan, data tersebut bisa dijual. Sebab, nomor di grup dapat disimpan manual atau diambil menggunakan perangkat lunak (software) tertentu. 

"Tujuannya untuk kegiatan pemasaran atau mungkin penipuan,” kata Pratama kepada Katadata.co.id, Selasa (26/1).

Penargetan juga menjadi mudah karena biasanya nama grup WhatsApp mencakup lokasi, pekerjaan, hobi dan lainnya. "Jadi penipu bisa mengaku berkaitan dengan grup yang diikuti, berpura-pura menjadi admin, dan/atau meminta sejumlah uang," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...