Bisnis Ponsel Tertekan Sanksi Trump, Huawei Lobi Joe Biden

Fahmi Ahmad Burhan
10 Februari 2021, 09:22
Bisnis Ponsel Tertekan Sanksi Trump, Huawei Lobi Joe Biden
123RF.com
Logo Huawei

Huawei telah merombak struktur manajemen dan menunjuk kepala bisnis consumer Richard Yu untuk merangkap jabatan. Sumber CNBC Internasional yang mengetahui masalah itu mengatakan, Yu akan menangani lini bisnis consumer, cloud, dan AI.

Yu ditugaskan untuk memutuskan masa depan bisnis smartphone, sekaligus menjadikan Huawei sebagai raksasa cloud dan AI. "Akan ada sinergi yang lebih besar antara smartphone, cloud dan AI," kata sumber dikutip dari CNBC Internasional, akhir bulan lalu (27/1).

Langkah itu ditempuh di saat Huawei keluar dari jajaran lima vendor smartphone teratas secara global pada kuartal IV 2020. Data Counterpoint menunjukkan, pengiriman ponsel Huawei turun 41% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 33 juta unit.

Lembaga riset TrendForce pun memperkirakan, pangsa pasar smartphone Huawei turun dari posisi ketiga menjadi ketujuh pada tahun ini. Itu artinya raksasa teknologi Tiongkok ini diprediksi kalah dari Samsung, Apple, Xiaomi, OPPO, Vivo, dan Realme.

“Keenam produsen ponsel itu diramal menguasai 80% pangsa pasar secara global pada 2021,” demikian isi laporan, dikutip dari South China Morning Post, bulan lalu (5/1).

Itu terjadi karena perusahaan AS dilarang bekerja sama dengan Huawei tanpa izin. Google beberapa kali mengajukan lisensi untuk bermitra dengan perusahaan Tiongkok itu. Akan tetapi, izinnya kedaluwarsa pada Agustus 2020 lalu.

Kini, ponsel dan tablet Huawei yang diluncurkan setelah pertengahan Mei 2019, tidak akan didukung oleh Google Mobile Services (GMS) seperti Gmail dan YouTube.

Bahkan, tekanan sanksi AS pun membuat Huawei menjual merek smartphone Honor pada akhir tahun lalu. Perusahaan juga dikabarkan bakal menjual merek ponsel premium P dan Mate. Namun, Ren membantah kabar itu.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...