Pembangunan Silicon Valley ala RI di Sukabumi Dinilai Hadapi 5 Masalah

Fahmi Ahmad Burhan
15 April 2021, 14:55
5 Tantangan Pembangunan Bukit Algoritma, Silicon Valley ala Indonesia
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Direktur Utama PT AMKA (Persero) Nikolas Agung (kanan) bersama Direktur Utama PT Bintang Raya Dani Handoko (tengah) menyimak penjelasan Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko (kiri) seusai penandatanganan kontrak pekerjaan pengembangan Bukit Algoritma pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan pengembangan teknologi dan industri 4.

Terakhir, masih adanya ketimpangan digital. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), ada 12.548 desa yang belum terakses internet 4G pada tahun lalu.

Rinciannya, 9.113 desa berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T. Sedangkan 3.435 lainnya di luar wilayah ini, sehingga menjadi tanggung jawab operator seluler untuk menyediakan 4G.

Korporasi yang berencana membangun Bukit Algoritma yakni Kiniku Nusa Kreasi dan Bintang Raya Lokalestari. Keduanya membuat perusahaan kerja sama operasional (KSO) bernama Kiniku Bintang Raya. KSO ini menggandeng salah satu BUMN bidang konstruksi yaitu Amarta Karya (Amka).

Kiniku Nusa Kreasi merupakan perusahaan teknologi yang menyediakan layanan mulai dari pengembangan web hingga aplikasi.

Bukit Algoritma diharapkan menjadi Silicon Valley ala Indonesia yang menjadi pusat pertumbuhan perusahaan-perusahaan teknologi. "Ini mimpi jangka panjang," kata Ketua Pelaksana KSO Kiniku Bintang Raya Budiman Sudjatmiko dikutip dari Antara, akhir pekan lalu (9/4).

Proyek itu dibangun di atas lahan 888 hektare. Dana awal yang disiapkan yakni Rp 18 triliun. Pembangunan selama tiga tahun untuk tahap pertama yakni membangun infrastruktur seperti akses jalan raya, fasilitas air bersih, pembangkit listrik, gedung konvensi dan fasilitas lainnya.

Selain Bukit Algoritma, ada dua lokasi yang memiliki konsep Silicon Valley yakni digital hub di BSD City, Tangerang dan Nongsa Digital Park, Batam, Kepulauan Riau.

Digital Hub dikembangkan oleh Sinar Mas Land. Kawasan dengan luas 26 hektare ini menyasar startup, komunitas, lembaga pendidikan, serta perusahaan multinasional yang berfokus di industri digital dan teknologi.

Perusahaan yang membangun kantor di lokasi tersebut yakni Traveloka, Amazon Web Services (AWS) Academy, Unilever, Grab, dan NTT berlokasi di Digital Hub. Ada pula institusi pendidikan digital seperti Apple Developer Academy, Binar Academy, Purwadhika Digital Technology School, Techpolitan Digital Industry School, dan Creative Nest.

Monash University disebut-sebut berencana masuk pada Oktober 2021. 

Sedangkan Nongsa Digital Park terletak di kawasan ekonomi khusus seluas 180 hektare. Lokasinya di ujung timur Pulau Batam, hanya 35 menit ke Singapura dengan kapal ferry dan sekitar 10 kilomter dari Bandara Internasional Hang Nadim.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...