Pendapatan Apple Cetak Rekor, Facebook dan Google Terdongkrak Iklan
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Google dan Facebook mencatatkan peningkatan pendapatan, terutama dari iklan. Selain itu, penghasilan dari bisnis komputasi awan (cloud) Microsoft dan Amazon melonjak. Sedangkan Apple membukukan rekor.
Produsen iPhone melaporkan kenaikan pendapatan 54% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 89,6 miliar atau Rp 1.295 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Penghasilan ini menyentuh rekor.
"Kuartal ini mencerminkan cara kami agar bisnis bisa bertahan lama. Ini juga membuktikan bahwa produk kami membantu pengguna memenuhi momen dalam kehidupan mereka," kata CEO Apple Tim Cook dalam siaran pers, Rabu (28/4).
Ia mengatakan, perusahaan menggelar inovasi besar-besaran di seluruh lini produk selama kuartal pertama. Ini yang membuat penjualan moncer.
Penjualan produk secara global menyumbang 67% dari total pendapatan kuartalan Apple. Penjualan iPhone naik 65,5% yoy, Mac 70,1%, dan iPad hampir 79%.
CFO Apple Luca Maestri mengatakan kepada analis, perusahaan menargetkan pendapatan kuartal selanjutnya tetap naik dua digit secara tahunan. Meskipun, Apple akan menghadapi kendala kekurangan pasokan cip (chipset) di seluruh dunia.
Facebook juga mencatatkan peningkatan pendapatan kotor 48% yoy menjadi US$ 26,17 miliar atau Rp 378 triliun. Sedangkan penghasilan bersih tumbuh 94% menjadi US$ 9,5 miliar atau Rp 137 triliun.
Induk Instagram itu mengatakan, kenaikan itu karena faktor lini bisnis iklan. Sebab, harga rata-rata per iklan naik 30% dan penayangannya meningkat 12%.
Perusahaan memperkirakan, pertumbuhan pendapatan tetap stabil atau sedikit meningkat pada kuartal kedua. Namun, akan melambat pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini.
Alasannya, pertumbuhan bisnis Facebook meningkat terlalu pesat pada kuartal pertama 2020. Alhasil, kenaikan di kuartal berikutnya sulit menandingi pertumbuhan pada tiga bulan pertama.
Selain itu, bisnis iklan Facebook akan menemui kendala, termasuk perubahan privasi terbaru Apple di iOS 14. Ini bakal mempersulit perusahaan mempersonalisasi iklan untuk pengguna iPhone dan iPad.
Kenaikan pendapatan juga dirasakan oleh induk Google, Alphabet. Penghasilan tumbuh 34% yoy menjadi US$ 55,31 miliar atau Rp 800 triliun pada kuartal pertama.
Peningkatan pendapatan perusahaan terdorong oleh permintaan iklan online pada mesin pencarian Google dan YouTube. Selain itu, terdongkrak lini bisnis cloud.
Pendapatan periklanan Google naik 32%. Sedangkan, bisnis cloud tumbuh 46%.
CFO Alphabet Ruth Porat mengatakan, perusahaan diuntungkan oleh aktivitas online yang meningkat selama kuartal pertama. "Bisnis iklan dan cloud Google terus menjaring pelanggan selama pandemi," ujar dia dikutip dari New York Times, Rabu (28/4).
Raksasa teknologi lain yang mencatatkan peningkatan pendapatan yakni Microsoft, sebesar 17% yoy. Ini didorong oleh penghasilan bisnis cloud Microsoft Azure yang tumbuh 50% yoy.
Sedangkan Amazon akan mengumumkan laporan keuangan hari ini (29/4). Namun, perusahaan telah memberi tahu investor bahwa mereka menargetkan pendapatan US$ 100 miliar hingga US$ 106 miliar pada awal tahun ini.
Analis Wall Street memperkirakan, pendapatan raksasa e-commerce itu tidak begitu jauh dibandingkan target, yakni US$ 104,5 miliar. Lini bisnis e-commerce Amazon diperkirakan tumbuh 41% dan toko fisik turun 8%.
Selain itu, permintaan cloud tinggi. Pendapatan dari Amazon Web Services (AWS) pun diproyeksikan naik 29% menjadi US$ 13,2 miliar.