Facebook, Google, dan Twitter Perkuat Data untuk Tangkal Terorisme

Fahmi Ahmad Burhan
27 Juli 2021, 10:41
facebook, google, twitter, terorisme
Katadata
Ilustrasi media sosial

GIFCT pun menjaring lebih banyak platform untuk berbagi data. Baru-baru ini, perusahaan jaringan properti, Airbnb dan di bidang pemasaran email, Mailchimp menjadi anggota.

Direktur Eksekutif GIFCT Nicholas Rasmussen mengatakan, berbagai upaya itu bertujuan mengurangi konten terorisme dan ekstremis di berbagai platform internet. "Kami ingin memerangi ancaman yang lebih luas," katanya dikutip dari Reuters, Senin (26/7).

Direktur Free Expression di Center for Democracy and Technology Emma Llanso menambahkan, upaya GIFCT itu bakal menambah sasaran jaringan ekstrimis yang diblokir. Selain itu, "akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sumber daya pemblokiran konten," ujar dia.

Kelompok teroris yang diincar seperti Al-Qaeda dan Taliban. Selain itu, beberapa kelompok milisi sayap kanan yang diincar seperti Proud Boys, Three Percenters, dan neo-Nazi.

Facebook, Google, dan Twitter kerap kali dikritik karena gagal mengawasi konten kekerasan dari ekstremis. Di Amerika Serikat (AS) misalnya, ada beberapa masalah ekstremis domestik seperti supremasi kulit putih dan kelompok milisi yang semakin panas setelah kerusuhan di Gedung Capitol, Washington pada awal tahun (6/1).

Saat itu, pendukung mantan Presiden AS Donald Trump menyerbu Gedung Capitol dan memicu kerusuhan. Anggota Parlemen dan Senat yang semula dijadwalkan menggelar sidang pengukuhan kemenangan Joe Biden, terpaksa dievakuasi.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...