Teknologi VR, AR, dan Ekonomi Hijau Diramal Tren di RI Tahun Depan

Fahmi Ahmad Burhan
7 Oktober 2021, 16:35
teknologi, vr, ar, ekonomi hijau,
123RF.com
Ilustrasi teknologi VR

Decacorn asal Singapura, Grab juga membuat fitur carbon offset. Tools ini sudah dirilis di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Ini memungkinkan konsumen membeli carbon offset US$ 0,1 per perjalanan. Uang ini akan disalurkan untuk kegiatan reforestasi dan proyek konservasi yang dikelola oleh organisasi non-pemerintah lokal. 

Grab juga berinvestasi lebih dari US$ 200 juta untuk mengembangkan kendaraan listrik dan hybrid. Mobil dan motor ini kemudian akan menjadi armada Grab secara bertahap.

Teknologi potensial lainnya yakni terkait kesehatan. "Imbas pandemi Covid-19, telemedicine akan semakin cepat diadopsi," kata Kiwi.

Selain itu, teknologi potensial lain yaitu VR dan AR. "Ini pasti akan naik tahun depan. Sekarang sudah mulai stabil teknologi ini," katanya. Apalagi, jaringan internet generasi kelima atau 5G tersedia di Indonesia.

Riset Ericsson menunjukkan bahwa pengguna perangkat 5G di Indonesia banyak yang tertarik mencoba layanan VR dan AR. Di Tanah Air, ada 19% responden yang menggunakan ponsel 5G. 

"Jumlahnya akan bertambah lima juta dalam dua tahun ke depan,” kata Head of ConsumerLab Ericsson Research Jasmeet Singh Sethi saat konferensi pers virtual, pada Juni (24/6).

Mereka yang mau beralih ke 5G rerata ingin menghabiskan waktu tiga jam lebih banyak per pekan untuk menggunakan aplikasi AR. Selain itu, menggunakan enhanced media 1,5 jam lebih lama.

Pada 2025, riset memperkirakan bahwa konsumen di Indonesia menghabiskan 7,5 – 8 jam per pekan untuk bermain gim berbasis komputasi awan (cloud). Mereka juga akan mulai menggunakan aplikasi AR dan VR. 

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...