Genjot Bisnis Mobil Listrik, Apple Rekrut Mantan Pegawai Elon Musk
Apple merekrut mantan petinggi Tesla Christopher Moore untuk memperkuat upaya pengembangan kendaraan listrik. Produsen iPhone ini memang berencana membuat mobil listrik bernama Apple Car yang akan diproduksi pada 2024.
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu akan menugaskan Moore untuk mengerjakan perangkat lunak (software) kendaraan tanpa awak atau self-driving. Mantan pegawai Elon Musk itu akan menjadi bawahan Stuart Bowers yang juga eks petinggi Tesla.
Sebelumnya, Moore menjabat sebagai direktur divisi Autopilot Software di Tesla. Selama berada di Tesla, Moore kerap mengkritik CEO Elon Musk.
Elon Musk sering mengatakan bahwa mobil akan dapat mengemudi sendiri dengan keandalan melebihi manusia pada tahun ini. Namun, Moore mengatakan, software self-driving tidak membuat kendaraan Tesla sepenuhnya otonom. Ini karena pengemudi harus tetap mengendalikan kendaraan setiap saat.
Moore menunjukkan bahwa Tesla saat ini berada pada level dua terkait teknologi kendaraan otonom. Ini artinya, mobil masih memerlukan pengawasan dari pengemudi. Kendaraan yang beroperasi otonom penuh masuk level lima.
Selain Moore dan Bowers, mantan petinggi Tesla lainnya yakni Michael Schwekutsch dan Steve MacManus lebih dulu bergabung di Apple. Schwekutsch pernah menjadi Vice President di Tesla.
Di satu sisi, Apple juga kehilangan beberapa talenta dalam pengembangan Apple Car. Kepala divisi Apple Car Doug Field pindah ke Ford, sebagai chief Advanced technology sekaligus embedded system office pada September.
Apple kemudian menemukan pengganti Field, yakni mantan CTO Adobe dan eksekutif Apple Watch Kevin Lynch. Produsen iPhone ini juga mempekerjakan Ulrich Kranz dari BMW.
"Apple telah mempekerjakan ahli kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dari perusahaan lain, terutama Tesla untuk pengembangan proyek titan, Apple Car," demikian dikutip dari The Verge, Minggu (7/11).
Raksasa teknologi itu dikabarkan berencana membuat Apple Car, yang akan diproduksi pada 2024. Reuters melaporkan, perusahaan AS itu mendekati sejumlah produsen mobil listrik seperti Nissan, Hyundai, dan Kia Corp.
Selain Apple, perusahaan teknologi lain seperti Xiaomi dan Huawei gencar mengembangkan mobil listrik. Xiaomi bahkan mempercepat produksi massal kendaraan listrik menjadi paruh pertama 2024.
“Xiaomi mengonfirmasi bahwa mereka sedang mengerjakan mobil awal tahun ini. CEO Lei Jun mengatakan proyek itu membuat kemajuan yang sangat baik akhir-akhir ini,” demikian dikutip dari AutoEvolution, pada Oktober (22/10).
Pada Maret, Xiaomi mengumumkan masuk ke dalam bisnis mobil listrik. Perusahaan asal Cina pun berencana menginvestasikan US$ 10 miliar selama 10 tahun ke depan.
Huawei juga mengembangkan mobil listrik dengan cara menggaet produsen kendaraan, Chongqing Xiaokang. Huawei juga telah menjual mobil listrik pertama bermerek Cyrus SF5.
Mobil itu dibanderol 216.800 - 246.800 yuan atau US$ 27.771 - US$ 31.614 (Rp 398 juta – Rp 453 juta). “Menurut laporan terbaru, Huawei akan menjual mobil di experience store untuk pertama kalinya,” demikian dikutip dari Gizchina, Mei lalu (23/5).
Huawei juga menginvestasikan US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,6 triliun untuk mengembangkan mobil listrik. "Kami akan menginvestasikan lebih dari US$ 1 miliar dalam pengembangan komponen mobil tahun ini," kata Rotating Chairman Huawei Eric Xu dikutip dari Bloomberg, April lalu (12/4).
Xiaomi dan Huawei menyasar pasar mobil listrik karena potensinya dinilai besar. Berdasarkan data Canalys, penjualan mobil listrik di Tiongkok diperkirakan naik lebih dari 50% tahun ini. Sebab, konsumen lebih memilih mobil ramah lingkungan.