Awas! Sistem Pemerintah dan Kesehatan Jadi Incaran Serangan Siber 2022

Fahmi Ahmad Burhan
24 Desember 2021, 16:34
serangan siber, kebocoran data, sistem pemerintah
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi kebocoran data

"Isu metaverse ini menjadi tantangan serius, apakah negara punya cukup regulasi untuk mengatur metaverse nantinya? Karena ini kan seperti tanah wilayah tapi di wilayah siber," kata Pratama.

Sedangkan sektor yang akan menjadi sasaran serangan siber tahun depan, salah satunya pemerintahan. "Ini karena lembaga negara memproses data pribadi masyarakat dalam jumlah sangat banyak," katanya.

Sejumlah lembaga negara pun mengalami serangan siber. Data 1,3 juta pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bocor pada Mei 2020. 2,3 juta data pemilih di Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga diduga bocor pada Mei 2020.

Pada tahun ini 279 juta data peserta BPJS Kesehatan diduga bocor. Data eHAC atau Indonesian Health Alert Card di aplikasi versi lama diduga bocor pada Agustus 2021. Sertifikat vaksinasi Covid-19 Presiden Jokowi beredar di media sosial pada September 2021. Kebocoran diduga dari Nomor Induk Kependudukan (NIK). 

Bahkan, situs Pusat Malware Nasional dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkena peretasan dengan metode perusakan atau deface.

"Dari peristiwa tersebut, seharusnya pemerintah bisa belajar kesalahan dan tidak mengulanginnya pada tahun-tahun mendatang. Ini karena serangan diperkirakan akan menjadi lebih umum, lebih kuat, dan lebih maju," kata Pratama.

Selain itu, pelaku serangan dinilai bakal menyasar penyedia cloud. Sebab, adopsi teknologi ini diprediksi meningkat tajam tahun depan.

"Penyedia jasa cloud harus mempersiapkan diri menjadi target serangan seiring dengan semakin masifnya migrasi industri dan pemerintah," katanya.

Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky juga menyebutkan bahwa organisasi industri akan tetap menjadi sasaran serangan siber. Begitu pun dengan sektor kesehatan.

"Sektor kesehatan akan mendapat perhatian besar dari para pelaku kejahatan siber. Ini karena para penyerang berusaha meraup keuntungan dari vaksinasi dan ransomware yang menyerang rumah sakit hingga membahayakan nyawa pasien," demikian dikutip dari siaran pers Kaspersky, pekan lalu (13/12).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...